Bupati Sukabumi: Lokasi Longsor Cisolok Ditetapkan Zona Merah

FOTO: DENDI/RADAR SUKABUMI PAKAI ALAT SEADANYA: Tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Satpol PP, Ormas, dan masyarakat sekitar saat bahu membahu mencoba melakukan evakuasi reruntuhan yang tertimbun longsor di Dusun Garehong, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi dengan menggunakan alat seadanya. Karena cuaca terus memburuk, evakuasi pun diberhentikan sementara waktu karena bisa mengancam keselamatan relawan dan tim evakuasi.

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Bupati Sukabumi Marwan Hamami menanggapi ihwal bencana longsor di Kampung Garehong, Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi yang terjadi pada Senin (31/12/2018) pukul 17.00 WIB.

Marwan mengungkapkan bahwa pemerintah telah melakukan kordinasi dengan para ahli geologi untuk rencana merelokasi penduduk di Kampung Garehong, Desa Sirnaresmi yang sudah ditetapkan zona merah rawan bencana.

Bacaan Lainnya

“Pemerintah sudah berkordinasi dengan pakar geologi, sepertinya potensi untuk merelokasi penduduk memang agak susah. Fokus kita hari ini, bagi mana mencari korban dulu, karena kalo berpikir dulu tentang relokasi semua wilayah ini sudah jelas di larang, sesuai pokokgrafinya ini masuk dalam zona merah,”kata Marwan di sela peninjauan lokasi longsor hari ini, Rabu (2/1/2019).

Marwan membeberkan, penduduk kampung adat Sinaresmi sudah 600 tahun turun-temurun menghuni wilayah tersebut. Wacana untuk memindahkan penduduk tersebut harus memerhatikan mindset budaya lokal dan memerlukan waktu untuk sosialisasi terkait adat budaya mereka.

“Kalau dimungkinkan ada lahan, ini bukan lagi relokasi tapi bedol adat (tarik adat, red), dimana dalam pelaksananya ada aturan budaya adat di sini, harus melalui wangsit dan ritual budaya disini,” jelas orang nomor satu di Kabupaten Sukabumi.

“Setiap saya ke sini baik mengahadiri acara sarasehan budaya maupun secara lain selalu memberikan edukasi tanggap waspada bencana, untuk bisa tanam pohon aren, dan lainya di wilayah hutan lindung,” pungkasnya.

Di tempat terpisah, Lisnawati (20) salah satu warga selamat mengaku masih merasakan trauma dimana saat kejadian dirinya tepat berada di rumah bersama suami dan satu anaknya.

“Nenek saya Umih (60) ikut menjadi korban dan saat ini belum ditemuakan, saya masih trauma ketika mendengar gemuruh kencang saat kejadian dan sekarang mengungsi di rumah sudara yang berada 100 meter dari lokasi,” ujarnya singkat.

(cr1/izo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *