2019 Semua Sekolah Terkoneksi Internet

JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berkomitmen, memberikan akses pemerataan internet ke setiap sekolah.

Ditargekan pada 2019 mendatang semua sekolah bisa terkoneksi internet. Pasalnya, pemanfaatan teknologi digital sangat diperlukan untuk menunjang proses kegiatan belajar mengajar.

Menteri Komunikasi dan Infromatika Rudiantara, mengatakan langkah itu merupakan hal mendesak menuju Indonesia semakin baik.

Dengan penyediaan akses internet, diharapkan seluruh peserta didik mampu menggunakannya dalam proses belajar.

Upaya itu juga jadi solusi pemerintah untuk memajukan sumber daya manusia sejak dini.

“Dari 280 ribu sekolah mulai jenjang SD, SMP dan SMA, 80 ribu lebih belum terhubung internet.

Yang terhubung internet selebihnya hanya yang sudah menerapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer. Makanya akases internet harus merata untuk proses belajar,” ujanya.

Ia menuturkan, hal itu dimungkinkan dengan adanya akses internet cepat yang dibangun untuk menghubungkan seluruh Indonesia dengan Palapa Ring.

Yaitu penanaman kabel jaringan fiber optik di laut Indonesia dengan menggunakan satelit untuk internet kecepatan tinggi.

“Pokoknya ditargetkan tahun 2019, semua kabupaten dan semua kota harus terhubung jaringan dengan internet dengan kecapatam tinggi,” jelasnya.

Selain itu, pentingnya peningkatan kuantitas dan kompetensi sumber daya manusia yang memiliki keahlian teknis agar mampu bersaing.

Karena itu, Indonesia harus siap menghadapi perubahaan. Sehinga terciptalah pendidikan yang interaktif antara siswa dan guru. Manfaat lainnya bisa mendapatkan informasi yang terbaru.

“Kita akan mempunyai sumber daya manusia yang bisa kompetitif nantinya.

Yang bisa fighting dalam dunia global. Indonesia itu menjadi magnet dari ekonomi pertumbuhan ekonomi digital bukan hanya Asean tapi global,” terangnya.

Karenanya, penggunaan internet di seluruh sekolah di Indonesia akan berdampak positif bagi generasi masa depan bangsa.

Karena dengan adanya internet akan mengubah pola belajar yang dinilai masih terfokus pada menghafal ketimbang memahami konsep.

“Kita hanya diajari how to memories anak-anak kita harus belajar critical thingking harus bertanya, why and why not.

Kenapa begini, kenapa tidak itu. Bisa kalau punya akses internet yang banyak,” ucap Rudiantara.

Kendati demikian, dalam metode belajar yang musti diperhatikan yaitu menghargai orang lain dalam menyampaikan pendapat.

“Jadi anak Smp satu kelas ada empat dikasih soal kasus. kamu pecahkan, kamu selesaikan, kamu diskusi biar mereka diskusikan satu sama lain.

Tetap menjaga dalam koridor budaya kita menghormati cara penyampaian pendapat dan sebagainya yang penting bukan hasilnya tapi prosesnya bagaimana mereka berdiskusi bagaimana mereka beragumen,” tukasnya.

(dan)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *