Soal KEK, Andri Pesimis

CIKOLE – Keterbatasan lahan yang dimiliki Kota Sukabumi rupanya manjadi alasan tidak mungkinnya memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Selain itu, mahalnya harga tanah juga menjadi penyebab para investor harus berpikir dua kali untuk membuat berbagai jenis kawasan di kota berjuluk mochi ini.

Pernyataan tersebut disampaikan langsung, Wakil Walikota Sukabumi, Andri Hamami dalam sebuah acara. Menurut Andri, minimnya lahan menjadi alasan kenapa KEK di Kota Sukabumi tidak ada. Karena memang, biasanya untuk membangun sebuah kawasan ini memerlukan lahan yang cukup luas.

Bacaan Lainnya

“Luas kota ini cukup kecil, jadi rasanya cukup sulit jika harus ada kawasan ekonomi, industri dan lainnya. Selain itu, cukup mahal juga harganya,” jelasnya kepada Radar Sukabumi belum lama ini.  Diketahui Kota Sukabumi sendiri memiliki luas 48,423 kilo meter persegi yag dibagi kedalam tujuh kecamatan dan 33 kelurahan.

Andri menambahkan, contoh terbaru, perusahan Transmart yang sebelumnya membidik wilayah Jalur Lingkar Selatan, terpaksa harus memilih daerah perbatasan kota dan kabupaten sukabumi karena harga tanah yang dianggap mahal.

“Padahal kita butuh Transmart ini untuk mengontrol harga dan sebagaimana, tapi ya karena harga tanah di Kota Sukabumi ini cukup mahal, maka investor mikir-mikir lagi,” ujarnya.

Maka dari itu, Kota Sukabumi ini diprioritaskan pada bidang jasa dan perdagangan. Kendati demikian, pemerintah juga terus mempersiapkan berbagai layanan jasa dan perdagangan terebut.

“Kalaupun kita (Kota Sukabumi,red), tidak menutup kemungkinan untuk menciptakan hal lain. Seperti kota jasa dan perdagangan yang selama ini dijalankan. Itu pun tetap kami tingkatkan, karena memang kedepan akses menuju kota ini bisa dilalui dengan mudah olah berbagai daerah,” tutupnya.

 

(upi/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *