Truk Milik PT Bintonit ‘Terjun’ Ke Jurang

JAMPANGTENGAH— Truk bermuatan cairan pembersih mineral milik PT Bintonit terperosok ke jurang dengan kedalam tebing setinggi 10 meter. Peristiwa kecalakaan tunggal di Jalan Raya Jeleubud, Desa/Kecamatan Jampangtengah langsung mendapatkan protes dari warga sekitar. Pasalnya, truk tangki yang bermuatan cairan terebut, telah tumpah dan mencemari mata air yang dimanfaatkan warga sekitar, pada Selasa (13/11) dini hari.

Seorang warga Kampung Jelebud, RT 5/2, Desa Jampangtengah, Didin Samsudin (58) mengatakan, warga Kampung Jeleubud memprotes truk tangki yang terjungkal tersebut, lantaran telah mencemari lingkungan. “Sebab, saat truk tangki terjungkal, warga banyak yang melihat mata air berubah menjadi warna kemerahan,” jelas Didin kepada Radar Sukabumi, kemarin (14/11).

Bacaan Lainnya

Kuat dugaan warga, bahwa mata air Taneh Bereum telah tercemar oleh cairan penjernih mineral milik PT Bintonit tersebut, karena banyak ikan yang berada di sepanjang sungai tersebut, mengalami kematian secara mendadak.

Terlebih lagi, mata air selain berubah menjadi warna kemerahan juga mengeluarkan bau tidak sedap. “Untuk itu, kami meminta kepada pihak perusahaan agar segera mengevakuasi truk tangki tersebut dan mensterilkan mata air yang sudah tercemar ini. Sebab, sudah dua hari truk ini masih berada dibawah tebing dan cairanya mencemari mata air,” paparnya.

Hal serupa dikatakan, Nindi (46) warga Kampung Jeleubud, Desa/Kecamatan Jampangtengah, akibat peristiwa tersebut, ratusan warga Kampung Jeleubud tidak bisa memanfaatkan mata air Taneh Beurem. “Kalau pakai air dari mata air Taneh Bereum, warga khawatir terjadi apa-apa. Sebab, airnya sudah tercemari oleh cairan penjernih mineral. Apalagi, kami banyak melihat ikan pada mati di sungai itu. Ya, jelas sangat takut,” imbuhnya.

Saat ini, warga Kampung Jeleubud belum berani menggunakan mata air untuk keperluan rumah tangga. Seperti, mandi, mencuci dan lainnya. “Setelah kejadian itu, warga disini hanya memanfaatkan air hujan untuk keperluan mandi dan mencuci. Sementara, untuk keperluan minum warga meminta kepada tetangganya yang sumurnya belum mengering,” imbuhnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *