Memasuki bulan November 2018 elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno masih terpaut sangat lebar dari petahana Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Dari rilis terbaru Alvara Research Center diketahui elektabilitas kubu 01 mencapai 54,1 persen, sedangkan kubu 02 hanya 33,9 persen atau terpaut 20,2 persen.
CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali menilai, keuntungan keadaan saat ini masih dipegang oleh kubu petahana. Menurutnya, kalaupun seluruh responden yang belum menentukan pilihan (undecided voters) bergabung ke Prabowo, itu belum bisa menandingi petahana.
“Sekarang dengan gap (selisih) 20,2 persen dengan yang belum memilih 12 persen, kalau 12 persen ini pindah semua ke Prabowo-Sandi, (angka Jokowi-Ma’ruf) masih aman,” ujar Hasanuddin di Jakarta Pusat, Selasa (6/11).
Meski demikian soliditas pemilih masih menjadi catatan bagi kedua kubu. Pasalnya pemilih Jokowi-Ma’ruf yang menyatakan tidak akan mengubah pilihan, baru 55 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi 57,7 persen.
Berdasarkan temuan tersebut, Hasanuddin menyakini pergeseran suara masih bisa terjadi. Ditambah panjangnya masa kampanye diperkirakaan bisa mempengaruhi dinamika suara pemilih.
“Tapi kita lihat faktor yang lain yaitu soliditas pemilih, ini bisa yang berubah. (masa) Kampanye kita panjang, makanya pergeseran suara masih bisa terjadi,” sambungnya.
Lebih jauh, Hasanuddin memprediksi, dua bulan jelang hari pencoblosan peta persaingan Prabowo dan Jokowi bisa dilihat lebih jelas. Prediksi pihak yang menang bisa lebih akurat dibanding sekarang.
“Kita bisa tentukan kira-kira siapa pemenangnya (Pilpres 2019, Red) paling sekitar 2 bulan terkahir jelang hari pencoblosan,” pungkasnya.
Untuk diketahui, survei Alvara ini dilakukan pada rentang waktu 8-22 Agustus 2018. Melibatkan 1.781 responden, yang tersebar di 33 provinsi. Sistem yang digunakan adalah multistage random sampling, dengan margin of error 2,37 persen.
(sat/JPC)
