Fasilitasi Pemulangan Pengungsi di Luar Sulteng

JAKARTA – Pengungsi yang keluar Sulawesi Tengah (Sulteng) pasca gempa bumi dan tsunami ingin segera kembali lagi ke rumah yang telah ditinggalkan. Total ada 21.321 orang yang dievakuasi ke luar Sulteng akibat bencana yang melanda Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi, dan Parigi Moutong tersebut. Apalagi, masa tanggap darurat dari bencana yang menelan kerugian dan kerusakan Rp 15, 29 triliun itu telah berakhir kemarin (26/10).

Berdasar data milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), warga yang dievakuasi keluar dari Sulteng diterbangkan ke berbagai daerah. Yakni ke Surabaya 180 orang, Makassar 12.292 orang, Balikpapan (5.620 orang), Jakarta (626), Manado (625), dan Kendari (70). Selain itu ada pula yang dievakuasi dengan kapal laut ke Makassar sebanyak 1.853 orang dan ke Nunukan 55 orang.

Bacaan Lainnya

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB Sutopo Purwo Nugroho menuturkan, memang ada permintaan dari warga untuk bisa kembali ke Palu dan sekitarnya. Mereka berharap bisa difasilitasi oleh pemerintah untuk kembali ke tempat asal. Misalnya menggunakan pesawat Hercules untuk kembali ke Palu. Meskipun, saat ini penerbangan komersil sudah normal lagi.

”Tapi, karena banyak gitu pasti pemerintah akan memberikan fasilitas itu. Dari Makassar ke Palu. Ada yang juga dari Jakarta. Dari titik-titik lainnya,” ujar Sutopo di kantor BNPB kemarin (26/10). Dia menuturkan teknis bantuan tersebut akan dibicarakan lebih lanjut dengan TNI. Karena mereka yang mengoperasikan pesawat Hercules. ”Mereka minta dibantu pemerintah. Saya ndak tahu (teknis bantuan, Red). Tanya TNI,” imbuh dia.

Berkaitan dengan nasib pengungsi yang berada di luar Sulteng, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyampaikan bahwa, pemerintah bakal memfasilitasi mereka untuk pulang ke tempat asal. ”Mereka ingin kembali dan memang harus kembali karena hidupnya ada di Sulteng,” terang dia. Tapi tidak menggunakan pesawat. ”Kami tawarkan dengan angkutan kapal,” tambahnya.

Guna mengoordinasi perubahan status dari tanggap darurat ke transisi darurat, kemarin Wiranto bertolak ke Sulteng. Sesuai hasil rapat di Jakarta dua hari lalu (25/10), dia turun langsung untuk memastikan rencana yang disusun pemerintah pusat selaras dengan pemerintah daerah. ”Ada banyak langkah-langkah yang harus diselesaikan. Banyak kegiatan yang harus disesuaikan. Karena nantinya akan sangat beda,” ujarnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *