Kemen PUPR Ungkap Defisit Produk Baja

JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunjukkan adanya defisit produk baja. Jumlah defisit produk baja di wilayah timur Indonesia, mencapai 400 ribu ton.Kasubdit Produktivitas Kementerian PUPR Ellis Sumarna mengatakan, kebutuhan besi dan baja untuk proyek PUPR tahun depan diprediksi tumbuh 2–3 persen.

Pertumbuhan ini seiring gencarnya pembangunan infrastruktur di wilayah timur.Dikatakan, tahun depan anggaran pemerintah untuk membangun perumahan, infrastruktur jalan, jembatan, hingga kawasan industri mencapai Rp 110 triliun.“Tentu hal tersebut menjadi potensi bagi industri pemasok material pembangunan seperti baja,” kata Ellis, dilansir JPNN.

Rupanya, potensi itu ditangkap produsen baja tulangan PT Krakatau Wajatama.Anak usaha Krakatau Steel tersebut berupaya mengembangkan market di wilayah Indonesia Timur dengan menggandeng distributor baja PT Mega Grup Indonesia.

“Demand wilayah timur cukup tinggi untuk bangun rumah atau fasilitas transportasi, tapi suplainya sangat kurang,” jelas Direktur Komersial PT Krakatau Wajatama Teguh Sarwono.

Pihaknya sengaja menggandeng Mega Grup agar produk baja tulangan yang telah bersertifikat SNI itu bisa dipasarkan langsung ke segmen ritel. Dengan demikian, end user dapat dengan mudah mendapatkan baja yang telah tersertifikasi.

Teguh mengungkapkan, saat ini kapasitas produksi baja tulangan di Krakatau Steel mencapai 600 ribu ton per tahun.Namun, tingkat utilisasinya masih sekitar 50 persen. Penyebabnya adalah persaingan pasar yang cukup ketat. Terutama adanya serbuan baja impor yang tidak menerapkan SNI.

 

(car/c22/fal/pojoksatu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *