Usai Pijat Pelanggan, Giliran Lestari yang ‘Dipijat’

RADARSUKABUMI.com – Kebutuhan hidup yang mengimpit membuat Lestari (45, nama samaran) menempuh jalan pintas menjadi pemijat sekaligus penjaja cinta.

Dia menjalankan perannya di sebuah panti pijat di Kecamatan Samarinda Seberang, Kalimantan Timur. Sudah 1,5 tahun Lestari menjalankan pekerjaan kotor itu. Dia mengakui pekerjaannya haram.

Bacaan Lainnya

Namun, Lestari mengaku tidak memiliki pilihan lain karena kebutuhannya semakin banyak. Perempuan berkulit putih itu memasang tarif Rp 150 ribu bagi setiap pelangan yang mendapatkan jasa urutnya.

“Biasanya setelah pijat, saya ajak begituan. Biayanya enggak terlalu mahal. Paling dengan pijat itu Rp 300 ribu,” kata Lestari sebagaimana dilansir laman Prokal (Radarsukabumi.com grup), Senin (15/10).

Setiap pekan, Lestari melayani puluhan pelanggan. Tidak semuanya mau berhubungan badan. Ada yang datang ingin mendapatkan pijatan lembut darinya. Namun, tak sedikit pula yang datang untuk meminta dipijat plus bersebadan.

Di kontrakannya, Lestari telah menyediakan kondom. Sebagian besar pelanggannya melakukan hubungan intim dengannya menggunakan alat pengaman itu. Pendapatan Lestari termasuk besar. Dalam sebulan dia bisa mengantongi Rp 5 juta.

“Kebanyakan yang datang ke sini itu anak-anak muda. Kalau yang sudah punya istri atau seumuran dengan saya, seingat saya jarang,” kata Lestari.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *