Tepis Stigma Buruk, Tatap Mantap Ajang di Papua

RADARSUKABUMI.com, BOGOR – Pantang menyerah dan semangat yang tinggi dalam berlatih merupakan tolok ukur keberhasilan dan kesuksesan yang diraih Dian Lestari (23). Mojang geulis Kota Sukabumi ini adalah atlet Cabang Olahraga (Cabor) Biliar yang telah menyumbangkan medali emas dan medali perunggu untuk daerahnya pada Porda Jabar XIII 2018.

Menurut perempuan kelahiran Sukabumi 20 April 1995, kunci keberhasilan dalam meraih prestasi di ajang pesta olahraga tahunan ini tidak lepas dari tangan dingin binaan para pelatihnya.

Bacaan Lainnya

“Intinya saat bertanding, kita harus percaya diri, tenang, fokus dan yakin pasti menang walaupun lawan kita berat. Alhamdulillah, hasilnya memuaskan,” tutur Dian kepada Radarsukabumi.com, Sabtu (13/10/2018).

Sulung dari dua bersaudara ini telah berkiprah di cabor biliar sejak 2013 lalu. Awalnya hanya sekadar hobi, tak lama gabung dengan organisasi Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI) Kota Sukabumi.

“Awalnya saya melihat teman main biliar. Setelah itu, saya langsung belajar. Ya, mulanya sih kita ingin gaul. Karena menurut saya, olahraga biliar ini merupakan salah satu Cabor yang sangat keren,” beber putri dari hasil dari pernikahan Deden Sunarto (54) dan Eha Zulaeha (49) ini.

Tapi kan, biliar memiliki stigma yang kurang baik bagi masyarakat karena identik dengan klub malam? Dian menjawabnya dengan santai dan lugas. Biliar, kata Dian, adalah olahraga yang memerlukan konsentrasi tinggi sehingga tidak sembarang orang melakukannya, terlebih lagi sebagai atlet.

Fokus dan konsentrasi adalah kunci utama bagi Dian Lestari dalam mengikuti cabor biliar pada Porda Jabar 2018. (foto: Dendi/radarsukabumi.com)

Sehingga sangat dibutuhkan ketahanan dan pemahaman mental yang benar serta harus ditunjang oleh kemampuan fisik yang prima agar mampu berprestasi lebih tinggi dan stabil.

“Memang kalau tidak tahu, masyarakat pasti akan berasumsi negatif mengenai cabang olahraga ini. Karena berhubungan dengan dunia malam. Padahal, setelah saya berjuang keras dan saya lihat sisi positifnya. Ternyata tidak seburuk yang dipikirkan. Karena, berkat cabang olahraga ini, kami bisa meraih medali emas untuk di sumbangkan ke Kota Sukabumi,” papar gadis berkulit putih ini.

Dian pun bercerita dirinya sempat diprotes oleh keluarga saat akan bertanding di ajang Porda Jabar 2018. Tapi Dian mampu memberikan pengertian dan penjelasan yang baik kepada orangtuanya sehingga doa, restu dan dukungan pun menjadi amunisi yang mengantarkannya meraih medali emas.

“Awalnya keluarga beranggapan cabor biliar itu buruk. Apalagi, dimainkan oleh perempuan. Mamah sangat mendukung, karena sudah saya jelasin. Kalau ayah tidak menerima anaknya jadi altet biliar karena ia memiliki pendirian yang kuat,” kata Dian sembari curhat.

“Tapi semua itu berubah setelah saya berhasil mendapat medali perunggu dalam kategori kelas singgle bola 9 junior. Setelah itu, mereka langsung mensuport saya dan akhirnya saya kembali meraih medali emas bersama teman saya bernama Neng Lisnawati (25) dalam kategori pertandingan Double Junior Putri Bola 9,” timpalnya mantap.

Pos terkait