Ketika Tim Riset MTsN Cari Solusi Stunting

Riset yang dilakukan oleh siswa-siswi madrasah, mendapat apresiasi dan penghargaan sejumlah pihak. Salah satunya adalah riset yang dilakukan oleh sejumlah santriwati Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs) Kota Batu Malang, Jawa Timur. Apa saja riset mereka? Berikut liputannya.

Santriwati MTs Kota Batu Malang melalukan riset, perjuangan keras mereka akhirnya mendapat hasil sempurna.
Mereka berhasil mendapatkan medali emas, pada event International Young Inventor Award (IYIA) ke-5 yang digelar di Bali, 18-22 September 2018 lalu.

Bacaan Lainnya

IYIA merupakan ajang riset untuk pelajar yang diadakan dengan skala internasional yang melibatkan 1200 peserta. IYIA diselenggarakan atas kerjasama oleh berbagi organisasi inovator mulai dari INNOPA, IFIA, dan WIIPA.

“IYIA tahun ini adalah ajang riset yang pertama kali kami ikuti. Kami ikuti prosedur perlombaannya dari dari pengiriman abstrak, penelitian, pameran dan penjurian berlangsung mulai bulan Juli-September 2018,” jelas Hamidah, Kepala MTsN Batu Malang Jawa Timur.Dalam event ini siswi-siswi MTsN Kota Batu Malang mengirimkan satu tim yang terdiri dari Selvin Ceria Mita Ramadan, Azizah Alif Habibillah, Rosiana Fitri Fadilah, Nova Arifianti Putri, Aprilia dan Nanda Indri Rosita. Mereka mengambil judul riset “Fortifikasi Umbi Ganyong dan Daun Kelor (Granyola-Bar) untuk Mencegah Stunting”.

Dikutip dari https://lifestyle.kompas.com/, Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.Selvin menjelaskan, riset ini berawal dari kegalauan terhadap tingginya angka penderita stunting di Indonesia.

“Kami berusaha mencari solusinya untuk pencegahan stunting, dengan memanfaatkan bahan yang tersedia di alam sekitarnya dan bahan yang ada di sekitar tempat kami tinggal adalah Umbi Ganyong dan Daun Kelor (Moringa Oliefiera) atau yang disebut juga miracle tree,” jelas Selvin.

Bahan-bahan tersebut oleh mereka dikreasikan dalam bentuk snack (camilan) yang peneuh nutrisi utamanya kalsium, fosfor dan protein. Mereka melakukan penelitian selama 3 bulan dan menguji gizi dan penerimaan konsumen.

Riset mereka oleh sejumlah juri dinilai memiliki urgensi dengan program Pemerintah dan dunia untuk menurunkan angka stunting. Selain itu, riset mereka bisa diterapkan dan dikembangkan, serta memiliki nilai tambah bagi potensi produk lokal gayong dan kelor.Perjuangan dan pengorbanan mereka berbuah manis dengan mendapatkan penghargaan 1 Gold Medal dan Breakthrough Innovation Award.

 

(*/net)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *