Dianggap Janggal, Keluarga Minta Rekaman CCTV

WARUDOYONG– Kecelakaan lalu lintas tunggal di Jalan KH Ahmad Sanusi yang menewaskan Gilang Ragaslamet (19), pemuda asal Kampung Cijambe RT 04/02, Desa Sukaresmi Kecamatan Cisaat dianggap janggal oleh keluarga korban.

Pasalnya, dalam peristiwa itu tidak ada satu pun saksi mata yang melihat kejadian nahas itu. Selain itu, luka pada tubuh korban dirasa janggal. Kendati Kepolisian telah menawarkan untuk diotopsi, namun keluarga korban menolak dan memilih untuk melihat CCTV yang berada di sekitar lokasi kecelakaan.

Bacaan Lainnya

Informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, peristiwa nahas itu terjadi pada Sabtu (6/10) sekitar pukul 16:15 WIB. Saat itu, Gilang mengendarai sepeda motor jenis matic tanpa plat nomor dari arah Kota Sukabumi menuju Cisaat.

Ali (43), ojek di sekitar lokasi kecelakaan mengaku tidak mengetahui persis kejadian tersebut, namun menurutnya, pemotor tersebut melaju cukup kencang dan kendaraanya hilang kendali sehingga terjatuh. “Tidak tahu persis, ada yang menabrak atau seperti apa.

Yang jelas, katanya motor itu melaju kencang dari arah Kota Sukabumi menuju Cisaat, saat itu hanya suara keras saja yang terdengar, setelah di cek pemotor itu sudah tergeletak dan darah bersimbah di jalanan,” akunya, Sabtu ((7/10).

Diungkapkannya, pemotor yang tewas seketika di lokasi kecelakaan lalu lintas ini merupakan warga Di Cigunung, Kacamatan Cisaat.

Tidak berselang lama, pihak kepolisian pun datang dan membawa jenazah ke RSUD Syamsudin SH. “Terpental sekitar 7 meter lah, warga pun langsung berkerumun. Jalanan juga macet karena banyak yang nonton, polisi datang dan langsung melakukan oleh TKP,” tutupnya.

Sementara itu, Dede Setiawan (45) orang tua korban mengaku menemukan luka janggal pada tubuh korban. Luka tersebut berbentuk bolong yang ditemukan di leher dan perut sebelah kanan. Maka dari itu, pihaknya menginginkan untuk melihat CCTV yang ada di sekitar kejadian.

“Menurut warga setempat kejadian, anak saya ini jatuh ke sebelah kiri jalan. Tapi, saat di cek ada luka bolong di bagian kanan tubuhnya dan pada leher. Untuk memastikannya, kami akan minta untuk melihat rekaman CCTV,” ujarnya.

Pihak kepolisian pun, lanjut Dede, telah menawarkan untuk dilakukan otopsi. Hanya saja pihaknya merasa keberatan dan memilih untuk menguburkannya. “Jenazah di kebumikan di TPU setempat, kami menolak otopsi karena ingin memastikan dulu melihat CCTV,” Pungkasnya.

 

(upi/e)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *