Cerita Sri Mulyani Alotnya Proses Ambil Alih 51 Persen Saham Freeport

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui, proses negosiasi untuk meningkatakan kepemilikan saham Indonesia ke PT Freeport Indonesia menjadi 51,23 persen cukup pelik. Namun, berkat kerja keras semua pihak, proses tersebut bisa terus berjalan.

Sampai saat ini, Holding Industri Pertambangan PT Inalum (Persero), Freeport McMoRan Inc (FCX) dan Rio Tinto, melakukan penandatanganan Sales and Purchase Agreement (SPA).

Bacaan Lainnya

Perjanjian ini merupakan kelanjutan dari pokok-pokok perjanjian (Head of Agreement) terkait penjualan saham FCX dan hak partisipasi Rio Tinto di PT Freeport Indonesia (PTFI) ke Inalum.Sejumlah perjanjian tersebut meliputi Perjanjian Divestasi PTFI, Perjanjian Jual Beli Saham PT Rio Tinto Indonesia (PTRTI), dan Perjanjian Pemegang Saham PTFI.

“Selamat kepada Ibu Rini yang selalu terlibat dalam pengambil alihan saham. Inalum sebagai executor, proses tidak mudah, detail negosiasi yang saya akui ini proses pelik namun niat baik dari pemerintah Indonesia dan guidance Bu Rini, CEO FCX leadership, bisa penuhi kesepakatan 51 persen saham yang di tanda tangani dalam bentuk SPA,” ujar Sri Mulyani di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (27/9).

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga menegaskan, jika pemerintah melalui Kementerian Keuangan serius untuk menjaga iklim invetasi tanpa mengabaikan kepentingan rakyat. Oleh karena itu, dirinya berharap proses transaksi ini bisa lebih cepat terselesaikan. Kini, baik pemerintah maupun Freeport tinggal menyelesaikan masalah pembayaran saja.

“Terima kasih untuk Bu Rini, Pak Jonan dan Bu Siti. Ini proses negoisasi yang enggak mudah, dan dia juga perlu jelaskan shareholdernya di Amerika,”tegasnya.Pihaknya komitmen untuk menjaga iklim dan kepentingan rakyat. Ini penting bahwa Indonesia menarik untuk investasi.

“Kita bisa mewujudkan benefit yang sama-sama baik untuk negara dan investor. Saya harap transaksi bisa selesai dalam tepat waktu, dan kita bisa jalankan PTFI yang kita jaga terus kinerjanya,” tandasnya.Perjanjian jual-beli untuk meningkatkan kepemilikan saham Indonesia di PT Freeport Indonesia (PTFI) menjadi 51,23 persen telah disepakati. Kini proses tersebut hanya tinggal menunggu pembayaran saja.

Dalam kesepakatan itu, kedua belah pihak telah menyepakati harga divestasi saham Freeport Indonesia untuk meningkatkan kepemilikan Indonesia dari 9,36 persen menjadi 51 persen sebesar USD 3,85 miliar atau setara Rp53,9 triliun (kurs Rp 14 ribu).Jika sudah berhasil diakuisisi, nantinya perubahan dalam tubuh manajemen PTFI akan berubah.

Direktur Utama PT Inalum (Persero) Budi Gunadi Sadikin menegaskan perombakan manajemen nantinya akan dilakukan secara bersama.”Kita akan pilih bersama-sama (belum disepakati untuk itu?) iya jadi kita akan pilih bersama, kita perhatikan yang terbaik supaya jangan terganggu,” ujarnya di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (28/9).

Dia menegaskan, keputusan bersama itu dilakukan dalam rangka menjaga kinerja PTFI agar tetap solid. Apalagi, upaya Inalum untuk bisa melakukan divestasi saham dilakukan melalui pinjaman bank yang perlu dijamin iklim usahanya.”Karena banyak proses pengambil alihan itu, teman-teman tahu sendiri kalau nggak mulus produksinya turun. Itu yang ingin kita pastikan tidak terjadi. Apalagi kita pinjam,” tandasnya.

 

(hap/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *