SBY Terlalu Tua Untuk Galau

JAKARTA – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah menilai pidato presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY saat HUT Partai Demokrat, Senin (17/9), lebih banyak menyebut keberhasilannya selama sepuluh tahun memimpin Indonesia.

Menurut Fahri, kalaupun ada memuji keberhasilan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu hanya pengakuan semata bahwa memang ada sebagian yang saja yang berhasil. “Saya kira pidato itu lebih banyak sebut keberhasilan SBY. Kalau dia sebut keberhasilan Jokowi, hanya pengakuan saja bahwa memang ada sebagian,” kata Fahri di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (18/9).

Bacaan Lainnya

Fahri menilai sebenarnya SBY ingin mengungkap kekesalannya karena dianggap tidak sukses. Sementara di satu sisi pemerintahan sekarang dianggap sukses. “Namun, dia (SBY) kesal, yang ini anggap dirinya sukses, yang lalu dianggap tidak sukses,” jelasnya.

Jadi, kata Fahri, kunci pidato SBY itu bukan pada memuji kesuksesan pemerintahan yang sekarang ini. Namun, kata dia, SBY ingin menyampaikan sukses pemerintahannya selama sepuluh tahun atau dua periode. “Jadi karena tidak dianggap. Seolah yang lalu tidak sukses, yang sekarang sukses,” katanya.

Mantan wakil sekretaris jenderal (wasekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menepis anggapan bahwa pidato itu mencerminkan SBY galau. Namun, ujar Fahri, pidato itu lebih pada bentuk kritik kepada Jokowi. “Soal galau, beliau (SBY) terlalu tua untuk galau. Sebenarnya ada kritik kepada Jokowi,” ungkapnya.

Fahri mengingatkan, setiap presiden yang baru tidak boleh lagi sedikit-sedikit menyalahkan pemerintah yang lama. Menurut Fahri, itu merupakan tradisi yang tidak baik. Sebaiknya, presiden yang baru dilantik, memberikan ucapakan terima kasih kepada presiden yang lama ketika pelantikan. “Mau kinerja jelek atau tidak sudahlah, lupakan. Tapi harus ucapkan terima kasih,” jelasnya.

 

(boy/jpnn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *