BUMN Tidak Akan Bangkrut Garap Proyek Meski Rupiah Melemah

RADARSUKABUMI.com – JAKARTA – Pengamat ekonomi Christian Wibisono menilai badan usaha milik negara (BUMN) tidak akan bangkrut saat menggarap proyek meski nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.Menurut Christian, BUMN telah memiliki jaminan hitungan keuntungan ketika sudah beroperasi.

“Tercapainya titik keseimbangan nilai tukar rupiah dapat dilihat melalui peningkatan ekspor dan mengurangi jumlah impor sehingga dapat menarik jumlah investor melalui proyek bisnis infrastruktur,” ujar Christian.

Bacaan Lainnya

Christian menjelaskan, BUMN telah mempunyai dasar internal rate of return (IRR) untuk menjamin keuangan yang tidak berisiko dalam proyek bisnisnya. Bahkan, semua pelaku bisnis juga mengacu pada IRR ketika mengerjakan suatu proyek.

Menurut Christian, melalui perhitungan IRR yang tepat, BUMN menentukan stabilisasi rupiah karena memiliki indikator tingkat efisiensi dari investasi proyek bisnisnya.

“Siapa pun itu, kalau dia membangun, ya, memang harus untung, entah itu BUMN atau swasta. Ukuran kinerja dari BUMN adalah IRR. Di Singapura semua pembangunan infrastruktur dikelola oleh BUMN tapi efisien dan berkontribusi pada efisiensi nasional,” ucap Christian.

Dia menjelaskan, keterlibatan BUMN dalam pendanaan dan pengerjaan seperti proyek pembangunan infrastruktur sangat penting. Sebab, Indonesia bukan negara yang tidak membutuhkan peranan entitas kelompok lainnya.

“Semua pembangunan harus diarahkan untuk mencapai tingkat produktivitas dan efisiensi yang berdaya saing global,” ujar Christian.Karena itu, Christianto mengimbau BUMN semakin meningkatkan pengelolaan koorporasi yang profesional dan efisien sehingga tidak lagi terjerat dalam inefisiensi birokrasi.

 

(jpnn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *