Melirik Industri Rumahan Mulyati Sari Sukabumi

Menjalankan usaha hingga tetap berdiri selama 35 tahun lamanya, tidaklah semudah membalikkan tangan. Di Sukabumi tepatnya di Jalan Cikiray, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi ada industri rumahan yang hingga kini tetap berproduksi, meski banyak pesaing. Ya, Mulyati Sari namanya. Berikut liputannya.

SITI MAULIDINA, Sukabumi

Sore itu setelah adzan Ashar berkumandang, terlihat dari kejauhan ada sebuah rumah yang lumayan besar di Jalan Cikiray, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Sebagian rumah tersebut disulap menjadi industri rumahan yang saban hari memproduksi aneka jenis makanan ringan atau snack.

Tidak tanggung-tanggung lebih dari sepuluh produk makanan ringan dibuat di tempat ini. Orang menyebutnya sebagai pabrik Mulyati Sari. Karena sudah sore, sebagian besar para pekerjanya sudah pulang dan ada beberapa yang masih mengemas makanan ringan.

Industri rumahan yang telah berdiri sejak 1983 silam itu, dimiliki oleh Saep. Pria paruh baya yang cekatan dan murah senyum itu menyambut kedatangan wartawan Radar Sukabumi masuk ke pabriknya. Sambil menerima uang setoran hasil penjualan aneka makanan ringan dari para pekerjanya, Pak Haji begitu Saep disapa menjelaskan bagaimana jatuh bangunnya dia membuka usaha ini.

“Asalnya kami di sini hanya membuat kacang dadap saja neng,”ujar Saep, Kamis (13/9).Lambat laun usahanya terus berkembang hingga dirinya bisa lebih banyak mempekerjakan warga sekitar.”Alhamdullillah kami bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar,”tuturnya.

Dari yang awalnya hanya memproduksi kacang dadap, kini ia memproduksi makanan ringan lainnya seperti kacang kedelai, simping manis, simping asin, tiktak, aster, makaroni hingga kerupuk. Lagi-lagi dengan senang hati, Saep mau meluangkan waktu untuk berbagi kisah bagaimana dirinya bisa tetap mempertahankan usaha miliknya di tengah gempuran persaingan ekonomi yang sangat ketat.

“Ya lumayanlah omzetnya cukup memuaskan, meski sekarang banyak saingan di mana-mana,”ulasnya.Dirinya tidak hawatir akan banyaknya pesaing, lantaran telah lama memiliki banyak pelanggan yang setia hingga bertahun-tahun membeli produk industri rumahan Mulyati Sari.

Tenyata, selagi muda Pak Haji sudah senang berdagang. Ia terus mencoba memasarkan produk orang lain, hingga pada akhirnya dia membuat produk sendiri. “Asalnya jualin barang punya orang saja, akhirnya bapak bikin produk sendiri dan dipasarkan sendiri,”katanya.

Lambat laun produknya laris di pasaran, saking banyaknya pelanggan kini dia memiliki sebanyak 20 pekerja. “Dulu sempat juga membuat ciki, tapi biaya produksi serta operasionalnya lebih besar dari pada penghasilan yang didapatkan ya sudah saya langsung ganti produk,”paparnya.

Setiap hari, makanan ringan tersebut didistribusikan ke agen-agen, pasar dan juga toko langganan. Hangga saat ini, ada lima toko yang menjadi pelanggan setia produk yang dihasilkan Mulyati Sari. Pemasaran dilakukan tidak hanya di daerah Sukabumi, produk miliknya kini sudah menembus pasar luar kota seperti Bogor, Cikampek, Bekasi hingga Rengasdengklok.

“Kalau pesaing ada saja, tapi kadang langganan sudah patuh dan nggak mau ngambil dari orang lain, karena sudah langganan bertahun-tahun di sini,” kata dia. Baginya, kejujuran, inovasi serta ketekunanlah yang menjadi kunci sukses hingga bisa seperti sekarang ini.

Berawal dari mencoba-coba bisnis sebagai penyalur barang produksi milik orang lain, kini dirinya dapat menikmati hasil kerja kerasnya selama ini dengan cukup menggiurkan. “Dulu saat teman-teman saya masuk sekolah, saya sudah mulai berbisnis dan berdagang karena saya lebih suka berbisnis,”tandasnya sambil mengenang masa lalu.

 

(*pkl/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *