Disebut Bagi-bagi Proyek, Umar: Itu Fitnah Keji

PALABUHANRATU – Massa dari Indonesia Bergerak (IBR) tadi pagi menggelar aksi unjuk rasa di Setda Kabupaten Sukabumi, Kota Palabuhanratu. Mereka menagih janji politik pasangan Marwan Hamami dan Adjo Sardjono untuk memperbaiki infrastruktur di jalan menuju Desa Cibuntu, Kecamatan Simpenan.

Dari beberapa spanduk yang mereka bawa, yang paling mendapat sorotan adalah tulisan berukuran besar dengan berisi ‘Umar Sinaga Bagi-bagi Proyek, Ada Apa Bupati dengan Umar Sinaga’. Selain menjadi perbincangan di tengah-tengah massa pendemo, juga tulisan tersebut viral di media sosial.

Bacaan Lainnya

“Kami mendapat informasi, bahwa saudara Umar Sinaga itu seperti bupati, bupati bayangan. Dia diduga makelar proyek yang direstui bupati,” ujar salah satu koordinator aksi, Habib Ahmad Yazdi Al Idrus kepada Radar Sukabumi.

Berita Terkait : IBR Demo Setda, Aksi Sempat Memanas

Menurut pria berbadan gimpal ini, Umar merupakan salah satu orang yang dekat dengan orang nomor satu di Kabupaten Sukabumi. Karena itu, ia seperti memiliki kewenangan untuk mengatur atau meng-ACC proyek yang ada di Pemda Kabupaten Sukabumi.

“Makanya kami heran, ada apa antara Bupati Sukabumi dengan Umar Sinaga. Kok bisa-bisanya dia menentukan atau meloloskan proyek Pemda,” pungkasnya.

Dihubungi Radar Sukabumi, Umar Sinaga pun langsung angkat bicara. Ia membantah dengan tegas, apa yang disangkakan peserta aksi terhadap dirinya.

“Sama sekali saya tidak berbuat dan merasa seperti apa yang mereka tuduhkan. Ini fitnah yang keji. Saya ini bukan birokrat, mana mungkin saya bisa mengatur proyek,” ujar Umar saat dihubungi Radar Sukabumi.

Atas tuduhan yang dialamatkan terhadap dirinya itu, Umar mengaku hal itu merupakan sebuah tendensi yang membunuh karakternya. Ia berharap, sangkaan atau tuduhan yang dialamatkan kepada dirinya itu bukan lahir atas dasar pada antara like and dislike.

“Dan perlu dicatat, saat ini saya tengah fokus pada swasta, karena saya menyadari bukanlah seorang birokrat. Namun memang saya akui, kedekatan saya dengan beliau (bupati, red) tidak bisa dihindari. Tapi tentunya itu masih dalam batas kewajaran, bukan kepentingan. Jadi bagi saya, tuduhan itu adalah fitnah dan sebuah pembunuhan karakter,” tegasnya.

“Insya Allah tidak akan pernah mati kehidupan saya dan keluarga sekalipun di luar sana ada orang yang berusaha sekeras-kerasnya menghancurkan dan mengkerdilkan nama saya.  Saya yakini, saya akan hancur oleh diri saya sendri kalau saya mendzolimi atau menyakiti orang lain. Dan Insya Allah saya selalu hindari kedua sifat itu, karena saya yakin Allah yang kasih rezeki bukan pak bupati,” tandasnya. (ren)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *