SUKABUMI – Pembangunan Bandar Udara (Bandara) Sukabumi di Desa Cimanggu, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, rencananya bakal menghabiskan lahan seluas 150 hektare. Lahan seluas 150 hektare tersebut, secara keseluruhan berada di Desa Cimanggu.
Diantaranya, 80 hektare berada di lahan milik PT Bogorindo, 100 hektare berada di lahan PT Perkebunan Nusantara (PT PN) Karet Cibungur, di Kedusunan Cikahuripan dan Ciawitali. Sementara untuk Desa Cikembar dan Desa Sukamaju, Kecamatan Cikembar, akan masuk pada wilayah terdampak. Sebab, dua wilayah di desa tersebut hanya akan terbawa oleh pembangunan di ujung landasan saja dengan luas lahan sekitar 30 hektare.
“Desa Cimanggu ini, secara keseluruhan memiliki luas sebanyak 900 hektare. Jadi nantinya, wilayah luasan Desa Cimanggu hampir setengahnya akan dibangun menjadi lokasi bandara,” beber Pejabat Sementara (Pjs) Kepala Desa Cimanggu, Haris Pribadi saat disambangi Radar Sukabumi di Kantor Desa Cimanggu, kemarin (30/8).
Saat dirinya mengikuti rapat tingkat Kabupaten Sukabumi untuk membahas soal rencana pembangunan bandara yang akan dibangun pada 2019 mendatang, sejauh ini prosesnya masih menunggu pembebasan lahan. “Prosesnya masih menunggu pembebasan lahan oleh pemerintah provinsi Jawa Barat,” jelasnya.
Ia menambahkan, secara baku mutu dan idealnya, bahwa suatu bandara biasanya menghabiskan lahan sekitar 450 hektare. “Saat itu, saya mendengar bahwa 150 hektare ini hanya dapat digunakan untuk lokasi landasan penerbangan pesawat saja. Sementara nantinya, untuk lokasi dipinggir landasan akan ada hanggar, gudang perbekalan dan termasuk pembangunan terminal bandara dengan total keseluruhan sekitar 450 hektare. Itupun baru rencana,” paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, lahan yang akan digunakan untuk pembangunan bandara ini, hampir 85 persen status tanahnya merupakan milik perhutani dan kawasan industri. Namun, ada juga lahan pertanian milik warga sekitar dengan luas sekitar 5 hektare dangan jumlah penduduk sekitar 40 KK.
