Kesalahan yang Dilakukan Ortu Saat Memberi Obat Pada Anak

Setiap orang tua pada Saat anak sakit pasti khawatir dengan keadaannya dan mencari pengobatan untuk memulihkan kesehatan sang anak. Terkadang apaun cara dilakukan agar buah hatinya menjadi cepat cepat sembuh.

Tetapi Walaupun diobati, ternyata ada beberapa kesalahan orang tua terkadang salah memberikan dosis kepada anak. Bukannya menyembuhkan, bisa jadi kondisi kesehatan anak malah semakin memburuk. Apa saja kesalahan minum obat yang sering dilakukan orangtua pada anak? Cari tahu jawabannya pada ulasan berikut.

Kesalahan minum obat pada anak

Banyak Para ahli mengatakan bahwa banyak orangtua yang tidak sengaja melakukan kesalahan saat memberi obat pada anak-anak. Dikarenakan tidak memperhatiakan dosis, berapa kali harus dimakan, atau bisa juga tidak menanyakan lagi pada petugas apotek atau farmasi. Kesalahan dapat menyebabkan penyakit berkepanjangan serta efek samping bisa berpotensi serius, terutama pada bayi dan balita.

Metabolisme anak-anak masih belum matang dan sempurna sehingga mereka lebih rentan berisiko terhadap kesalahan pengobatan. Langkah yang paling tepat adalah meminta kembali penjelasan dokter atau apoteker bila Anda masih belum paham mengenai obat-obatan yang diberikan.

Kemudian, jangan lupa untuk membaca kembali label atau petunjuk dosis obat yang Anda dapat dari apotek sebagai panduan. Sebab, kesalahan bisa terjadi saat obat diberikan. Bila orangtua membaca kembali obat tersebut dengan teliti, kesalahan pemberian jenis obat atau dosis bisa dihindari.

Berikut kesalahan minum obat yang umumnya sering dilakukan orangtua pada anaknya dan cara menghindarinya, seperti:

1. Memberi obat secara berlebihan

Anak-anak sering kali terserang pilek dan Anda pasti merasa tidak tega melihatnya terus menerus tersiksa akibat hidungnya tersumbat. Mungkin Anda akan membeli obat pilek di toko untuk menyembuhkannya. Namun, perlu Anda ketahui bahwa banyak obat pilek di pasaran yang sebenarnya mengandung bahan yang sama, yaitu acetaminophen (paracetamol).

Kandungan obat tersebut memang berguna sebagai penghilang rasa sakit saat demam, yang ternyata ditemukan juga pada obat tylenol. Ini berarti anak akan minum dua dosis acetaminophen jika Anda mengobatinya bersamaan dengan tylenol.

Saat demam sudah mereda, sebaiknya hentikan penggunaan obat. Ini memberi kesempatan pada tubuh untuk memperkuat sistem kekebalan tubuhnya dalam melawan infeksi. Sebaiknya, berikan kompresan air hangat suam-suam kuku di daerah ketiaknya untuk membantu menurunkan demam.

Kemudian, tidak diperkenankan untuk memberikan obat lebih dari dosis jika gejalanya tidak membaik; biasanya obat pilek memiliki durasi enam jam untuk diminum kembali.

2. Menggunakan obat alami tanpa izin dokter

Alih alih pengen cepat sembuh atau penasaran dengan kesembuhan anak Jangan menggunakan obat alami bersamaan dengan obat resep dokter, apalagi tanpa sepengetahuan dokter.

Sebab, kedua jenis obat tersebut memiliki proses yang berbeda dalam tubuh. Kemungkinan fungsi keduanya saling bertolak belakang pada kondisi tertentu sehingga menyebabkan reaksi yang membahayakan pada tubuh.

3. Memberikan antibiotik pada kondisi yang tidak sesuai

Ini yang sering terfikir kebanyakan dari orang tua bahwa antibiotik bisa membantu sistem kekebalan tubuh anak semakin kuat dan membunuh bakteri yang menyebabkan infeksi. Padahal tidak demikian, Namun, tidak semua penyakit disebabkan oleh bakteri. Jadi, penggunaan obat antibiotik justru tidak tepat.

Selain itu, memberikan antibiotik tanpa saran dokter dan digunakan dalam jangka panjang bisa membuat bakteri menjadi resisten terhadap pengobatan. Sebaiknya, tanyakan kembali kepada dokter apakah anak memerlukan antibiotik atau tidak. Sebagian besar antibiotik tidak digunakan ketika keadaan anak sudah semakin membaik.

4. Tidak menggunakan sendok obat yang disediakan

Sepertinya hal yang sepele Sering kali orangtua tidak memerhatikan atau mengabaikan sendok yang disediakan di dalam kemasan obat sirup. Ini bisa menyebabkan obat sirup yang diminum tidak sesuai dengan dosis. Pada kemasan obat, akan disediakan sendok takar atau cangkir bening bertakaran milimeter yang ukurannya telah disesuaikan dengan dosis.

Maka gunakanlah sendok tersebut. Jangan tuangkan sirup dengan sendok makan atau sendok teh yang ukurannya jelas berbeda dan tidak akurat. Ini menghindari obat kelebihan atau kekurangan dosis yang disarankan.

5. Memilih dosis obat berdasarkan umur anak, bukan berat badan

Dokter memberikan obat pasti ada rumus serta hitungannya, berdasarkan data data yang telah diberikan atau setelah pemeriksaan. Setiap anak memiliki berat badan yang berbeda walaupun usianya sama.

Anak yang memiliki kelebihan berat badan, rata-rata membutuhkan obat lebih dari dosis yang disarankan pada label kemasan ketika memetabolisme kefein dan dekstrometorfan pada obat batuk. Ini memang berpengaruh dengan efektivitas obat. Begitu juga kalau anak kekurangan berat badan.

Ada baiknya , perlu Anda perhatikan bahwa bila Anda ingin melebihkan dosis, konsultasikan dulu kepada dokter. Pada intinya, kesalahan minum obat pada anak bisa dihindari apabila Anda sudah terlebih dulu minta saran dokter atau apoteker dan mematuhi aturan minumnya.

Sampaikan semua kepada dokter apa apa saja yang berkaitan dengan anak anda, seperti halnya alergi atau hal lain sehingga dokter dapat secara tepat mendiagnosa penyakit disesuai dengan dengan obat yang akan diberikan pada anak anda. **** dari berbagai Sumber, Penulis adalah pemerhati masalah Kesehatan. (*).

 

Oleh :
Rizal Zulfikri Staf Seksi Pengendalian Penyakit

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *