JAKARTA – Suara keras kembali dilontarkan pendiri Alumni 212 Faizal Assegaf terkait kubu Prabowo Subianto.
Menurut Faizal, gerakan Aksi BelaIslam atau Aksi 212 selama ini telah diperalat oleh para elit partai oposisi. Tujuannya, tidak lain hanya untuk kepentingan politik praktis semata.
Demikian disampaikan Faizal dalam diskusi bertajuk ‘Menebak Arah Politik 212’ di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (16/8/2018).
Mantan aktivis 98 itu membeberkan sejumlah indikasi dan bukti kuat atas pernyataannya tersebut. Salah satu yang sangat kentara adalah pada sosok capres-cawapres yang diusung kubu koalisi oposisi.
Dengan menggandeng Sandiaga Uno sebagai cawapres, menurutnya, jelas cukup mengecewakan bagi para ulama.
Seharusnya, jika partai koalisi oposisi seperti Partai Gerindra, PAN, dan PKS mementingkan kepentingan umat Islam, maka yang dicalonkan adalah pentolan Aksi 212 yaitu Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), M. Rizieq Shihab.
“Kalau bicara oposisi yang mewakili suara umat, maka Habib Rizieq yang pantas dideklarasikan sebagai capres,” tegasnya.
“Tapi partai yang ada ini hanya memanfaatkan gerakan 212 supaya mencapai tujuan. Setelah mereka mencapai tujuan, mereka mengaburkan,” jelasnya.
Menurutnya, selama ini yang menjadi panglima dalam membela kepentingan umat Islam hanya Habib Rizieq saja. Kecerdasan Rizieq sebagai seorang pemimpin juga tidak diragukan lagi.
Menurutnya, selama ini yang menjadi panglima dalam membela kepentingan umat Islam hanya Habib Rizieq saja.
Kecerdasan Rizieq sebagai seorang pemimpin juga tidak diragukan lagi.
Datangi PBNU, Prabowo-Sandiaga Ngakunya Gak Cari Dukungan Politik, Percaya?
“Sebagai orang awam, kita bisa melihat setiap pidatonya Habib Rizieq itu luar biasa,” imbuh Faizal yang juga ketua Progres 98 ini.
Untuk diketahui, koalisi oposisi saat ini bukan hanya terdiri dari tiga parpol saja.
Kini bertambah dengan masuknya Partai Demokrat bersama Gerindra, PKS dan PAN.
Koalisi tersebut, mengusung Prabowo Subianto sebagai capres dan Sandiaga Uno sebagai cawapres. (rus/rmol/ruh/pojoksatu)
