Polisi Tutup Galian Pasit Tutugan Leles

GARUT— Kepolisian Resor Garut terpaksa menutup lokasi galian pasir di Tutugan Leles sampai waktu yang tidak dapat ditentukan untuk kepentingan penyelidikan kasus longsoran pasir yang menewaskan seorang sopir truk di lokasi itu. “Disegel, dihentikan, tidak ada operasi dulu,” kata Kepala Kepolisian Resor Garut AKBP Budi Satria Wiguna kepada wartawan di Garut, kemarin (9/8).

Ia menuturkan, longsor di lokasi penambangan pasir di Kecamatan Leles itu diketahui telah menewaskan satu orang. Menurut dia, upaya penutupan lokasi penambangan pasir tersebut penting, karena kawasan tersebut rawan terjadi bencana longsor susulan. “Kalau kita lihat ke sana, bahaya lokasinya,” katanya.

Jika selama disegel ada aktivitas penambangan, kata Budi, polisi akan menindak tegas pihak yang menambang di daerah tersebut. Ia berharap seluruh pihak untuk bersabar dalam penyelesaian kasus hukum insiden longsor di lokasi galian pasir tersebut. “Kalau ada yang operasi nanti akan ditindak,” katanya.

Sebelumnya, seorang sopir truk Haris, warga Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang sedang mengantre untuk mengangkut pasir tewas setelah tertimpa batu akibat longsoran pasir di lokasi penambangan pasir Tutugan Leles, Selasa (7/8) dini hari.

Saat kejadian korban sedang berada di dalam truk, korban sempat memacu kendaraannya, tetapi tidak mampu menghindari longsoran batu. Selanjutnya korban dibawa ke rumah sakit, sedangkan lokasi galian pasir ditutup, tidak ada aktivitas.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Garut, menyatakan lokasi galian pasir di Tutugan Leles rawan bencana longsor, sehingga masyarakat maupun pekerja harus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bahaya di lokasi tersebut.

“Memang bahaya di sana, bahaya, bahaya,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Dadi Djakaria saat ditemui usai peresmian Rumah Susun Margawati, Kecamatan Garut Kota.

Ia menuturkan, Kabupaten Garut memiliki banyak ancaman bencana alam di antaranya pergerakan tanah atau longsor sehingga perlu diwaspadai. Salah satunya, kata dia, lokasi penambangan pasir juga bisa berbahaya jika dalam pengerjaannya tidak hati-hati atau tidak mengedepankan keselamatan saat bekerja. “Perlu kehati-hatian, sekaligus imbauan kepada pengusaha, senantiasa jaminan keselamatan para pekerja,” katanya.

Ia mengimbau, masyarakat yang berada di lokasi rawan longsor sebaiknya menghindar karena ancaman longsor tidak dapat diprediksi. “Namanya longsoran, pergerakan tanah tidak bisa diprediksi, meskipun ada alat pendeteksi, tapi tetap harus waspada,” katanya.

Terkait ada bencana longsor di lokasi galian pasir Tutugan Leles, Dadi mengaku belum mendapatkan laporannya. “Akan telusuri, nanti akan kita cek, belum ada laporan dari camat,” katanya.

 

(net)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *