Publikasi Riset Indonesia Ungguli Singapura

JAKARTA – Jumlah publikasi hasil riset peneliti Indonesia di jurnal internasional per Juli 2018 sudah melebihi Singapura. Hal itu disampaikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir dalam acara penganugerahan Penghargaan Teknologi Bacharuddin Jusuf Habibie (BJHTA) 2018 di Jakarta.

“Tahun 2018 per bulan Juli, Indonesia 13.250, Singapura 12.450. Berarti kita sudah di atas Singapura,” kata Nasir seperti dikutip Antara.
Sebelumnya, kata dia, Indonesia berada di urutan empat dalam publikasi ilmiah di kawasan Asia Tenggara, yakni di bawah Thailand, Singapura, dan Malaysia.

Bacaan Lainnya

sekitar 5.400 jurnal. Sementara Thailand mempublikasikan sekitar 9.500 riset. Namun pada tahun 2017, kata Nasir, Indonesia berhasil unggul dari Thailand dengan jumlah 18.500 jurnal, sedangkan Thailand 16.200 jurnal.

Nasir menegaskan, hasil penelitian tersebut bisa dijadikan sebagai bahan dasar untuk melakukan inovasi dan diterapkan dalam industri. “Ke depan riset kita dorong dan inovasi menjadi ‘output’ riset. Jangan sampai inovasi hanya di hasil publikasi saja, tapi harus jadi terapan,” katanya.

Menurut dia, riset dan inovasi harus diintegrasikan di semua kementerian-lembaga yang mengurusi bidang penelitian. Pasalnya, kata Nasir, disintegrasi riset itu membuat anggaran untuk penelitian tidak terserap dengan baik.

“Riset yang ada biayanya dikeluarkan APBN Rp24,9 triliun di seluruh kementerian-lembaga. Namun dari Rp24,9 triliun yang jadi riset inovasi hanya Rp10,9 triliun,” kata Nasir.

Untuk meningkatkan minat para peneliti dari kalangan perguruan tinggi melakukan berbagai kajian, pemerintah berencana meningkatkan jumlah anggaran penelitian menjadi di atas satu persen dari APBN.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *