Soal Karnaval Drumband, Dewan Pilih ‘Ngahuleung’

CIKOLE— Adanya keluhan tentang karnaval drumband yang memacetkan jalanan umum, membuat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Sukabumi, Yunus Suhandi angkat bicara. Namun, dirinya tidak bisa memberikan solusi dan cenderung bersikap diam tanpa memberikan jalan terbaik.

Meski, dirinya sadar bahwa kegiatan karnaval dengan menggunakan drumband menimbulkan kemacetan dan menggangu ketertiban umum, namun dirinya kebingungan menentukan sikap karena itu sudah menjadi budaya masyarakat.

Bacaan Lainnya

“Jika dilihat dari aturan dan ketertiban umum jelas sangat mengganggu. Tapi disi lain, kegiatan itu sudah menjadi budaya tahunan ketika kenaikan kelas atau samenan berlangsung,” kata Yunus kepada koran ini, Senin (2/7).

Menurutnya, ketika kenaikan kelas tidak dibarengi pawai. Maka, beberapa sekolah khawatir ke depan tidak mendapatkan murid. Selain itu, sekolah berpikir bahwa pawai drumband tersebut merupakan salah satu upaya untuk menanamkan kreasi kepada anak didiknya.

“Serta mempopularitaskan sekolahnya melalui media kegiatan seperti itu. Budaya tidak bisa ditinggalkan itu untuk menarik minat murid baru. Lantaran, banyak anak yang jendak bersekolah disalah satu sekolah karena kerap menggelar pawai,” tuturnya.

Sehingga, apabila budaya iring-iringan drumband dialihakan pada lokasi ditempat terbuka dianggap kurang menarik minat calon pelajar. Pawai tersebut, beberapa waktu lalu sudah bergeser dengan menggunakan kendaraan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *