Gunung Agung Muntahkan Lahar Panas

BALI – Warga di lereng Gunung Agung, Karangasem kembali dibuat panik erupsi Gunung Agung yang terjadi Senin (2/7/2018) sekitar pukul 21.04 malam. Warga lereng gunung berhamburan mencari tempat yang aman karena bersamaan dengan erupsi itu, lava pijar sampai keluar kawah. Lavar pijar itu membakar hutan di lereng gunung sebelah timur dan utara.

Selain melihat kobaran api, warga panik karena bersamaan dengan letusan, terdengar dentuman yang amat keras. Bahkan terdengar jelas dari jarak lebih dari 10 kilometer dari gunung tertinggi di Bali itu. Pun demikian dengan suara gemuruh juga terdengar keras semenjak erupsi malam tersebut.

Bacaan Lainnya

“Jangankan yang di lereng gunung, kami yang jaraknya sekitar 10 kilometer saja mendengar dentuman sangat keras. Lalu api berkobar membakar hutan,” tutur Kapolsek Kubu AKP I Made Suadnyana kepada Bali Express (Jawa Pos Group).

Pihaknya membenarkan erupsi tersebut membuat warga panik. Warga Kubu yang berada di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) III berduyun-duyun turun gunung. Pun demikian dengan warga lereng gunung di kecamatan lainnya, juga berhamburan.

Sekretaris Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Gunung Agung I Wayan Suara Arsana melalui komunikasi handy talky (HT) mengimbau warga yang merasa tidak nyaman di rumahnya bergeser ke tempat yang aman. Pasebaya mengingatkan para perbekel yang warganya panik supaya bisa memenangkan, mengarahkan bergeser ke tempat aman. Pasebaya mengimbau desa-desa penyangga (desa di luar KRB) menyiapkan tempat pengungsian.

“Warga yang merasa tidak nyaman, silahkan bergeser dengan tenang. Koordinasi dengan perbekel dan kadus agar bisa diarahkan kemana harus mengungsi,” ujar Suara Arsana.

Hingga berita ini ditulis, sekitar pukul 23.00 Wita, status gunung masih di level III (Siaga). Warga yang mengungsi semakin banyak. Berdasarkan keterangan tertulis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), saat terjadi erupsi itu, kolom abu teramati sekitar 2000 kilometer di atas puncak kawah Gunung Agung. Kolom Abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitude maksimum 24 mm, dan durasi sekitar 7 menit 21 detik. Lontaran lava pijar teramati ke luar kawah.

Erupsi terjadi secara strombolian dengan suara dentuman. Lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 km

Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunungapi Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana mengatakan api lereng gunung itu merupakn efek terbakar lava. Bukan lelehan lava.

Sementara itu, abu erupsi Gunung Agung telah sampai ke Desa Sulangai, Kecamatan Petang. “Dari beberapa hari lalu sudah sempat hujan abu sedikit, tapi sekarang agak deras,” ungkap salah satu warga Sulangai, Ni Putu Sutrisnayani.

Dikatakan, material berupa abu mencapai pemukiman warga. Hal itu jelas terlihat dari abu vulkanik yang menempel di daun. “Ini sampai di halaman rumah,” katanya.

Letusan Gunung Agung itu dilaporkan BPBD Bangli juga sempat membuat beberapa wilayah di Bangli mengalami hujan pasir selama beberapa saat. Wilayah-wilayah tersebut seperti di Kubusiuh, Kecamatan Tembuku. Lalu wilayah Abang Dinding bagian atas, hingga wilayah Suter. Meski sempat mengalami hujan pasir, namun daerah-daerah tersebut belum teramati mengalami hujan abu. Tidak hanya itu, wilayah Bangli sisi timur pun juga belum menunjukkan adanya pergerakan pengungsi dari warga sekitar Gunung Agung. (bx/wan/adi/wid/ima/yes/JPR)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *