Pemudik Pilih H-2, Perpanjangan Libur Lebaran Tidak Efektif

Kemacetan di sepanjang jalan tol Cikampek dan Cipali kemarin mendapat sorotan dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menyebut, perpanjangan libur Lebaran ternyata tidak efektif untuk mendorong pemudik melakukan perjalanan mudik lebih awal. Terbukti, para pemudik masih memilih mudik pada H-2.

“Bahkan mungkin H minus 1. Bisa juga dikatakan, perpanjangan libur Lebaran tidak dipatuhi sektor pelaku usaha,” katanya. Tulus juga menampik anggapan bahwa tersambungnya tol trans-Jawa dapat menampung kendaraan pribadi roda empat.

Bacaan Lainnya

Peningkatan pemudik roda empat cukup signifikan. Menurut data Kemenhub, peningkatan roda empat pada 2017 sebanyak 3,3 juta unit dan pada 2018 mencapai 3,7 juta unit.

Bisa dipastikan lebih dari 40 persennya adalah pengguna tol. Bisa dibayangkan jika jumlah pemudik di Jabodetabek mencapai 11 juta,” ujarnya.

Tulus juga mengkritisi ketidak konsistenan pemerintah. “Katanya jika kemacetan mencapai 2 km tarif tol akan digratiskan. Buktinya, kemacetan sudah mencapai 28 sampai 42 km pun tidak digratiskan,” cetusnya.

Tulus menambahkan, solusi efektif untuk memecah kemacetan arus mudik adalah menambah akses dan kapasitas angkutan umum masal serta angkutan umum di daerah tujuan. “Jalan tol justru karpet merah untuk merangsang mudik dengan kendaraan pribadi dan ending­nya adalah neraka kemacetan,” ujarnya.

(idr/lyn/c9/ang)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *