Tips Pola Asuh Anak Zaman Now untuk Meraih Kesuksesan

Terlibatnya anak dalam sejumlah kasus menonjol belakangan ini membuat hati para orang tua miris dan sedih. Terutama, ketika diketahui seorang anak ikut serta diajak orang tua mereka meledakkan bom bunuh diri dalam aksi teror di Surabaya, Jawa Timur. Dalam kasus itu, peran orang tua tentu dipertanyakan.

Kasus lainnya, ada anak yang membakar rumahnya, anak yang bunuh diri loncat dari apartemennya, anak remaja berumur 16 tahun yang memperkosa anak 12 tahun serta anak yang menghina Presiden Joko Wododo dengan kata-kata yang tidak pantas. Peran orang tua seharusnya bisa berada di garda paling depan dalam membentengi pendidikan moral dan mental anak.

“Sepertinya ada sesuatu yang salah terjadi pada anak-anak kita. Peran orang tua sangat besar kenapa hal ini terjadi pada anak-anak kita,” kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Praktisi Klinis Dr. Ari Fahrial Syam.

Menurut Ari, anak merupakan penentu masa depan keluarga dan penentu masa depan bangsa. Menurut UU nomor 35 tahun 2014 yang merupakan perubahan atas UU nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Sedang definisi perlindungan anak menurut UU Tentang Perlindungan anak tersebut adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpatisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

“Ajaran agama pun telah mengingatkan kepada para orang tua bahwa anak merupakan amanah dari Allah SWT kepada para orang tua. Oleh karena itu jelas bahwa anak harus dipersiapkan dengan baik,” tegas Ahli Endoskopi itu.

Ari menambahkan berbagai berita sukses maupun kegagalan dalam mendidik anak selalu kita lihat dan dengar disekitar kita. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan utama dalam mempersiapkan anak menuju kesuksesan di masa depan. Setelah itu tentu lingkungan sekolah dan lingkungan bermain serta kondisi masyarakat dan lingkungan juga berpengaruh dalam membentuk perkembangan anak.

“Di sisi lain anak-anak kadang kala dititip ke pada asisten rumah tangga. Dalam kondisi saat ini peran asisten rumah tangga tidaklah kecil sehingga kita harus selalu perhatikan apakah asisten rumah tangga tersebut mengurus anak-anak kita sesuai dengan visi dan misi kita dalam mendidik anak atau tidak,” tukasnya.

Bebagai upaya memang harus dilakukan oleh para orang tua agar anak-anaknya sukses dalam hidup dan kehidupannya. Maka Ari memberikan beberapa tips kepada para orang tua dalam memberikan

pendidikan pada anak.

Pertama, kasih sayang dan tutur kata. Kasih sayang kepada anak-anak, merupakan kunci utama yang membuat mereka melaksanakan apa yang kita inginkan. Dalam berinteraksi dengan anak, kita sebaiknya mengggunakan tutur kata yang baik. Tutur kata yang baik Ini menjadi kunci bagaimana mereka dapat menghormati orang lain. Tutur kata juga termasuk dengan orang di dalam rumah seperti dengan asisten rumah tangga.

Tips kedua, anak dilatih bertanggung jawab. Anak-anak juga harus dilatih untuk bertanggung jawab atas tugas pendidikan baik pendidikan dalam sekolah maupun luar sekolah.

Ketiga, pendidikan agama. Anak juga harus dibekali agar menjalankan aturan yang berlaku dan melaksanakan aturan agama. Misalnya belajar mobil dan dapat surat izin mengemudi setelah 17 tahun, selalu melaksanakan sholat 5 waktu. Atau untuk agama lain anak-anak harus diajak beribadah kepada sang pencipta.

Keempat, jangan menuntut anak.
Mengenai bagaimana anak-anak untuk berprestasi disekolah, orang tua tidak perlu menuntut anak-anak harus menjadi juara pertama tetapi meminta mereka untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan upaya yang telah dilakukan. Orang tua juga harus mengetahui bagaimana kemampuan otak anak-anak kita.

Kelima, hak bermain untuk anak. Bicara tentang bagaimana waktu main mereka, orang tua perlu memberikan waktu agar mereka bisa bermain dengan benar. Berbagai kegiatan olahraga bisa menjadi pilihan misal mengikutkan mereka untuk masuk klub renang atau mengikuti klub basket. Permainan kelompok seperti basket, melatih mereka untuk bagaimana menghargai kawan dan lawan. Mental siap menang dan siap kalah akan terngiang dalam kehidupannya. Secara khusus sebaiknya orang tua membatasi anak-anak bermain secara individual seperti bermain game melalui gadget misalnya.

Tips selanjutnya, jangan ada perbedaan. Apabila kita mempunyai anak lebih dari satu, perlakuan ke masing-masing anak juga harus sama. Tidak boleh ada perbedaan dalam memperlakukan ke masing-masing anak. Anak nomor dua cenderung diacuhkan dibanding anak pertama atau anak ketiga. Apalagi kalau anak pertama itu juga cucu pertama kasih sayang yang berlebihan justru sebenarnya kita para orang tua tidak sedang memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak kita tersebut.

Ketujuh, adalah interaksi dan komunikasi. Kemudian, kerja sama orang tua dalam mendidik. Lalu beri reward and punishment. Jangan lupa didik mental anak dan kontrol pergaulan mereka.

 

(ika/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *