Misbakhun Ungkap Jokowi Islamnya Kuat, Muslim Moderat

Politisi muda Partai Golkar Mukhamad Misbakhun terus menyuarakan pembelaannya terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Anggota Komisi XI DPR itu memanfaatkan pertemuan dengan konstituennya di Pasuruan, Jawa Timur untuk menjelaskan komitmen Jokowi terhadap perjuangan Islam.

Saat didaulat memberikan ceramah pada peringatan Nuzululquran dan Haul Pendiri Pondok Pesantren Cangaan di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur Sabtu (9/6) malam, Misbakhun mengatakan, Jokowi merupakan figur yang Islami, terbukti presiden yang merupakan mantan wali kota Solo itu sangat dekat dengan para kiai dan pengasuh pondok pesantren.

Bacaan Lainnya

“Beliau adalah muslim moderat. Islamnya kuat dan sudah terbukti mendukung tetap tegaknya Islam rahmatal lil alamin di negeri ini,” ujar Anggota DPR dari daerah pemilihan Jatim II itu di depan para pengasuh dan santri Ponpes Cangaan.

Misbakhun juga lantas membeberkan berbagai program pemerintahan di era Jokowi yang sangat berpihak kepada umat Islam. Salah satunya program pemberdayaan ekonomi umat Islam. Termasuk pengembangan perekonomian di pesantren sekaligus menyemangati para santri untuk berwirausaha.

Karena itu, kata Misbakhun, Golkar telah jauh-jauh hari memutuskan untuk mendukung Jokowi di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 dan salah satu pertimbangannya karena didasari kedekatannya dengan umat Islam.

“Jadi kalau ada yang bilang Jokowi itu PKI, maka bisa dipastikan itu fitnah keji dan hoaks,” tegas Misbakhun melalui keterangan tertulisnya pada JawaPos.

Selain itu, Misbakhun juga berpesan kepada warga Nahdatul Ulama (NU) untuk terus menjaga keutuhan NKRI di tengah rongrongan gerakan radikalisme yang mengatasnamakan Islam. Menurutnya, nahdiyin punya kontribusi besar dalam mendirikan Republik Indonesia.

“Contohnya peristiwa 10 November 1945 yang merupakan perang dahsyat dalam mempertahankan kemerdekaan, hampir semuanya adalah pejuang dari kalangan nahdiyin,” ujar Misbakhun yang langsung disambut takbir oleh para santri.

Menurutnya, Ramadan sebagai bulan saat Alquran diturunkan juga punya makna spesial dalam perjalanan Indonesia. Sebab, proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 juga dilakukan pada bulan Ramadan.

“Semangat Nuzululquran yang diturunkan untuk rahmatal lil alamin harus kita maknai dengan menjaga konsensus negara Pancasila. Karena di dalamnya ada para ulama yang ikut berkontribusi besar dalam berdirinya republik ini,” paparnya.

Misbakhun secara khusus juga memuji Pondok Pesantren Cangaan sebagai salah satu pesantren tertua di Jawa Timur yang ikut melahirkan tokoh besar.

“Di antara ulama yang dilahirkan dari ponpes ini adalah Syaikhona Kholil Bangkalan,” tandasnya.

(aim/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *