Setyo : JAD Ingin Balas Dendam, Ungkap Rekam Jejak Aman Abdurahman

Sel-sel teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang bangkit saat ini diduga ingin balas dendam. Sebab pimpinan mereka, Aman Abdurrahman kembali ditangkap dan harus menjalani proses persidangan dalam kasus terorisme.

“Ini gerakan balas dendam karena Aman ditangkap kembali,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Setyo Wasisto di kantornya, Kebayoran Baru, Jakarta, Senin (14/5).

Bacaan Lainnya

Setyo menerangkan, bulan lalu Aman dipidana penjara terkait pelatihan militer di Aceh. Kemudian masa hukumannya sudah selesai. Namun polisi kembali menetapkan dia sebagai tersangka dalam kasus bom di Thamrin, Jakarta pada 2016 silam. Aman diduga mendanai dan memerintahkan aksi teror bom tersebut.

“Ini lah yang menjadi trigger mereka ingin balas dendam. Kenapa polisi disasar? Karena polsi yang paling menghambat gerakan mereka,” tegas Setyo.

Diduga para sel-sel teroris itu berkomunikasi dengan Aman. “Mereka kan komunikasi semua. Kayak si Dita dan Anton sempat kommunikasi,” pungkas Setyo.

Sekadar informasi, Aman seharusnya menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Jumat kemarin (11/5). Namun karena adanya kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat sejak Selasa hingga Kamis, sidang tersebut pun ditunda

Dalam kasus ini, Aman Abdurrahman alias Oman didakwa menggerakan orang lain dan merencanakan sejumlah teror di Indonesia termasuk Bom Thamrin 2016. Aman dinilai telah menyebarkan paham yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan objek-objek vital.

Diketahui, Aman juga pernah ditangkap di Tangerang pada 2010 karena terlibat pelatihan militer di Aceh. Sebelumnya, Ia ditangkap pada 2003 untuk kepemilikan bom Cimanggis dan dibebaskan pada 2008. Ia juga berbaiat kepada Abu Bakar Al-Baghdadi, pemimpin kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Dirinya juga sempat menggunakan Masjid Al-Fataa Yakpi di Kawasan Menteng untuk dijadikan markas tempat pengajian dan mendirikan Majelis Taklim Nusantara. Selanjutnya, mereka pindah ke Masjid Islamic Center Bekasi. Tapi karena diusir warga, mereka kemudian mencari tempat lain.

(dna/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *