Kisah Yesaya Bayang, Satpam yang Menggagalkan Pengebom Masuk GKI Diponegoro

Ledakan pertama di GKI Diponegoro menyalak saat Yesaya Bayang memegangi si pengebom agar tak masuk ke gereja. Dikenal disiplin, baik saat bertugas maupun ketika di rumah.

EDI SUSILO-NURUL QOMARIYAH-JOS RIZAL, Surabaya

Bacaan Lainnya

PERTANYAAN Yesaya Bayang itu tak berjawab. ”Ibu mau ke mana?” ulang satpam Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro tersebut.Bukannya menjawab, tiga orang itu, seorang dewasa dan dua anak-anak, malah kian mempercepat langkah menuju pintu gereja di Jalan Diponegoro, Surabaya, tersebut

Bahkan sudah setengah berlari. Melihat gelagat mencurigakan itu, dengan segera Yesaya yang bertugas bersama Antonius mengejar ketiganya. Namun, tetap saja tiga orang yang berpakaian serbagelap, longgar, dan hanya memperlihatkan kedua mata tersebut tak mau berhenti.

Yesaya pun spontan langsung memegang si dewasa. Yang dipegang berontak. Karena mendapatkan perlawanan, Yesaya pun memegang lebih erat. Saat itulah ledakan keras langsung terdengar.”Daarrr…!”

Tak ada yang dirasakan tak lazim oleh Yeni Widiastuti pada Minggu pagi kemarin itu. Semua berjalan seperti biasa. Saat suaminya, Yesaya, hendak pergi ke GKI, tempat dia bekerja 12 tahun terakhir, Yeni pun mencium tangan dan mendoakannya. Seperti yang sudah bertahun-tahun dia lakukan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *