Jenasah Teroris Bom Surabaya Ditolak Warga Surabaya

SURABAYA – Jenasah salah satu pelaku bom Surabaya, Dita Oepriarto dikabarkan akan dimakamkan di TPU Tembok Gede, Jalan Tembok, Surabaya Timur.

Mendangar kabar tersebut, warga Kelurahan Tembok Dukuh, Bubutan, Surabaya Timur itu dengan tegas menolak dan tak terima jenasa Dita dimakamkan di sana.

Bacaan Lainnya
Berita Terkait

Seperti diutarakan, salah satu warga yang tak mau menyebutkan namanya ini. Menurutnya, Dita dan keluarganya telah mencoreng nama Kota Pahlawan.

Apalagi selama ini, Surabaya dikenal sebagai kota yang cukup aman, nyaman, dan jauh dari hal-hal yang berbau teroris.

“Gak terima kalau dikuburkan disini. Dia itu sudah ngelek-ngeleki (menjelekkan) nama besar Surabaya. Ini kota Pahlawan, bukan kota teroris,” ucapnya, Selasa (15/4/2018).

Ia mengakui, orangtua Dita memang termasuk ‘orang lama’ yang tinggal di kawasan tesebut.

Keluarga pelaku bom Surabaya

Akan tetapi, dengan perbuatan Dita dan keluarganya yang merusak nama baik kota, membuatnya tak pantas dikuburkan di sana.

“Boleh mau bunuh diri pakai bom, tapi di sana, di Israel sana. Jangan di Surabaya,” jengkelnya.

Hal senada diungkap warga lainnya. Ia mengaku kesal, terlebih Dita dan Puji sampai mengajak anaknya dalam bom bunuh diri tersebut.

“Itu otaknya ditaruh dengkul apa, ngajak anak gak tau apa-apa ikut bom bunuh diri. Orangtua macam apa itu,” kesalnya.

Sementara, Ketua RT 8 RW 1 Kelurahan Tembok Dukuh Abdul Hamid mengakui sejatinya banyak warga yang menolak jika Dita dimakamkan di TPU Islam Tembok Gede.

Akan tetapi, sampai sejauh ini, warga yang menolak itu belum menyuarakan secara langsung.

“Ada memang (warga) yang bisik-bisik tidak setuju dimakamkan di sini,” ungkapnya.

Sebelumnya, kabar penolakan juga datang dari istri Dita Oepriarto, Puji Kuswati di Banyuwangi, Jawa Timur.

Untuk diketahui, Puji Kuswati sendiri sejatinya berasal dari keluarga terpandang dan cukup berada.

Ia adalah salah satu putri pengusaha jamu tradisional terbesar di kota tersebut.

Namun hingga kini, pihak keluarga di Banyuwangi belum mau menerima jenasah Puji, meski memang masih terikat darah keluarga sekandung.

Puji Kuswati merupakan anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan H Kusni dan Minarti Infiah. Sementara, pelaku lain adalah menantu dan empat cucunya.

Perwakilan keluarga Puji, Rusiyoni mengatakan, Puji yang menjadi pelaku bom gereja itu sudah dianggap bukan lagi anggota keluarga.

Sebab, sudah sejak lama berpisah lantaran diasuh oleh saudaranya.

Alasan lain, karena keluarga sebelumnya tak menerima perbedaan prinsip dan pandangan mengenai aliran yang dianut.

Sejak awal, lanjut Rusiyono, keluarga sudah tak merestui hubungan anaknya itu dengan suaminya Dita Supriyanto.

Hal itu pula yang kemudian menyebabkan hubungan keluarga tersebut sempat terputus.

Sebelum Puji, ada pula Beny Syamsu alias Abu Ibrahim yang ditolak di tanah kelahirannya, di Nagari Malai Limo Suku Timur, Kecamatan Batang Gasan, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar.

Akhirnya, dia dibawa dan dimakamkan ke Pekanbaru, Riau, sesuai domisili terakhir.

(ruh/pojoksatu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *