Yunus: Gila Pengusahanya, Kalau Memang Gaji Pegawai Belum Dibayar

SUKABUMI – Satu per satu persoalan proyek pembangunan GOR Merdeka Kota Sukabumi yang mencut di publik, mendapat kecaman dari Ketua DPRD Kota Sukabumi, Yunus Suhandi. Seperti diketahui, proyek yang menelan anggar Rp 25 Miliar dari APBD Provinsi Jawa Barat ini, sudah dua kali tersandung masalah.

Sebelumnya, para pekerja dibawah naungan PT Mitra Gustina Nanda (MGN) selaku pemenang tender menunggak nasi Rp 20 juta. Kemudian, giliran para pekerjanya mengeluh belum dibayar pihak kontraktor.
Yunus pun mendesak, agar pihak pengusaha secepatnya melunasi semua persoalan hutang piutang dengan para karyawannya tersebut.

Bacaan Lainnya

“Kalau memang benar belum di bayar, gila pengusahanya. Kasian amat pegawai nya,” kecam Yunus kepada Radar Sukabumi, kemarin (11/5).

Legislator dari Partai Golkar ini mengaku, sangat berempati terhadap semua persoalan yang sudah terjadi selama pembangunan proyek tersebut. Terlebih, sebelumnya pihak perusahaan memiliki hutang nasi kepada pedagang hingga Rp 20 Juta. Saat ini, malah timbul kembali masalah baru.

“Saya selaku Ketua DPRD Kota Sukabumi ikut berempati atas kejadian yang dialami baik para pedagang ataupun pegawai yang upahnya tidak dibayar,” sahutnya.

Dirinya menyayangkan adanya persoalan tersebut. Sehingga, pihak pengusaha harus bertanggungjawab untuk membayar semua persoalan hutang piutang yang saat ini dikeluhkan para pekerja. “Pengusaha harus bertanggungjawab untuk membayar upah yang menjadi hak para pekerja,” tegasnya.

Sebab tambah dia, pengusaha selaku pengembang proyek GOR Merdeka sudah dibayar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi dengan nilai Rp 25 miliar. “Bagi para pegawai uang tersebut sangat besar sakali nilainya. Maka, perlu diselesaikan,” tandasnya.

Sebelumnya, ketika dikonfirmasi terkait persoalan itu melalui telpon seluler, Manager PT Mitra Gustina Nanda (MGN), Nurhaeni Rizal Santoso membantahnya. Pihaknya mengaku sudah tidak memiliki hutang piutang dengan para pegawai.

“Saat ini sudah tidak ada lagi hutang piutang. Kalau mau (menagih) kenapa tidak dari dulu, sebelum proyek kelar. Tapi kenapa berkembangnya akhir-akhir ini saja. Kami dari PT. MGN merasa nama baik kita tercemar,” bantah Nurhaeni.(cr16/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *