Strategi Pusat Perbelanjaan Hadapi Belanja Online

JAKARTA – Pusat perbelanjaan atau mal terus melakukan inovasi. Di era belanja online saat ini, pengusaha dan pengelola mal juga menyesuaikan untuk tetap bertahan. Yakni menghadirkan offline to online. Masyarakat selain bisa berbelanja di toko (offline), juga dapat melalui online.

“Hal itu sudah dilakukan. Mal yang menerapkan hal itu penjualannya ikut terdongkrak naik. Jadi dengan adanya era digital (belanja online), kami juga menggunakan offline dan online,” ujar Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan.

Ia menambahkan, maraknya e-commerce atau belanja online, tidak berpengaruh signifikan terhadap penjualan offline. Jumlah pengunjung juga tetap ramai. Hal itu dikarenakan, para pengusaha ikut menyesuaikan dengan perkembangan teknologi saat ini.

“Sekarang fintech sudah masuk mal. Semakin memudahkan customer dalam berbelanja,” ujar Stefanus.
Selain itu mayoritas mal saat ini sudah menerapkan Omni Channel sistem. Pelanggan dapat menggunakan lebih dari satu channel penjualan.

“Mal sudah banyak yang menggunakan Omni Channel untuk kegiatan bisnisnya. Apakah itu web, media sosial dan sebagainya. Hal itu sangat berdampak siginifikan terhadap penjualan,” jelas Stefanus.

Ia menambahkan, di era digital, memang ada disruption. Ada perubahan perilaku pengunjung. Karena itu, pengusaha atau pengelola mal, juga membuat konsep yang menarik di tempatnya.Misalnya untuk restoran, tidak hanya kursi, meja dan interior yang menarik saja. Pelayanan juga harus unik.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *