Tragedi Mako Brimob, Korban Disayat Dengan Benda Ini…

Pihak kepolisian terus mengusut siapa pemicu kerusuhan di Rutan Mako Brimob pada Selasa (8/5) malam lalu. Selain itu mencari tahu benda apa yang menyebabkan rekannya kehilangan nyawa.

“Sekarang lagi diperiksa, saksi-saksi itu dipilah-pilah, nanti dikasih tahu (ke wartawan),” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto di kantornya, Kebayoran Baru, Jakarta, Jumat (11/5).

Bacaan Lainnya

Pendalaman itu termasuk apakah kerusuhan itu terjadi secara spontan atau terukur. “Itu dalam penyelidikan, nanti akan ketahuan,” imbuhnya.

Saat ini, pihaknya pun tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Ditemukan fakta baru bahwa luka sobek yang diterima lima Polri yang tewas di tangan para napi terorisme salah satunya bukan karena benda tajam seperti golok maupun parang, melainkan karena goresan kaca.

“Info yang saya terima menggunakan kaca dan memang kaca ada bekas-bekas darah. Lukanya bukan luka senjata tajam,” kata Setyo.

Namun untuk kepastian lebih lanjut, dia mengatakan agar lebih baik menunggu hasil visum dokter RS Polri. “Nanti disampaikan dokter,” tambahnya.

Sekadar informasi, selama 36 jam sejak Selasa (8/5) malam, Polri berupaya untuk meredam situasi di dalam Rutan Cabang Salemba di Kompleks Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Salah seorang polisi bernama Bripka Irwan Sarjana sempat disandera namun akhirnya bisa dibebaskan Kamis (10/5) dini hari.

Dia langsung dibawa ke RS Polri. Selain Iwan, delapan anggota juga sempat disandera. Tiga orang di antaranya berhasil lolos sesaat kejadian rusuh di rutan tersebut. Mereka yakni, Briptu Hadinata, Iptu Sulastri, dan Brigadir Haris.

Sayangnya, lima anggota lainnya gugur dengan cara mengenaskan di tangan para narapidana terorisme itu. Di antaranya Iptu Luar Biasa Anumerta Yudi Denny Siswanto, Aipda Luar Biasa Anumerta Denny Setiadi, Brigadir Luar Biasa Anumerta Fandy Setyo Nugroho, Briptu Luar Biasa Anumerta Syukron Fadhli, dan Briptu Luar Biasa Anumerta Wahyu Catur Pamungkas.

Adapun kerusuhan menurut versi kepolisian dilatarbelakangi karena faktor titipan makanan keluarga narapidana yang tidak diberikan petugas.

(dna/ce1/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *