Kisah Kerajaan Kuta Tanggeuhan Kemuningwangi (2)

Cianjur salah satu kota yang berada di tanah pasundan dengan keaneka ragaman budaya hingga sejarah terdapat di dalamnya.

Peninggalan yang tersimpan di era Padjadjaran bertempat di Kampung Cidaweng, Desa Batulawang Kecamatan Cipanas menjadi bukti peradaban kerajaan besar yang pernah ada dan tentunya harus dijaga serta dilestarikan.

Bacaan Lainnya

Berita Terkait : Kisah Kerajaan Kuta Tanggeuhan Kemuningwangi (1)

Pada tanggal 17 April 2017 pukul 17.00 WIB, tim dari Greencircle menemukan salah satu punden berundak yang sangat luas yaitu tujuh teras undakan.

Lokasi yang jauh dari pemukiman warga ini berjarak kurang lebih tiga kilometer dengan dikelilingi oleh pemandangan pebukitan serta pemandangan yang masih alami, tak heran di tempat ini masih dapat ditemui satwa yang dilindungi dan masuk dalam kategori langka.

Dengan tempat yang berada diantara Kabupaten Bogor serta Kabupaten Cianjur ini masih sangat asri, bahkan saat pagi hari masih terdapat kabut tebal menyelimuti daerah perbukitan ini.

Selain dikelilingi oleh perbukitan, di sekitar tempat ini terdapat pula kebun warga dengan memanfaatkan lahan yang ada.

Justru itu yang menjadi ketakutan Wakil Ketua Greencircle, Ali Usman, ketidaktahuan warga akan adanya situs peninggalan kerajaan akan menjadi kerusakan perlahan.

Dalam perjalanannya, tim Greencircle pernah menemui hewan seperti macan belang, macan hitam serta macan putih dan ada pula elang jawa dengan lebar sayap mencapai dua meter.

“Kami beberapa kali pernah menemui hewan seperti macan, saat pertama kali ke lokasi kami bertemu macan belang dengan jarak lima meter tapi naluri hewan itu lebih kuat daripada manusia sehingga dia bisa tau mana yang berniat merusak dan mana yang berniat melestarikan,” ujar Wakil Ketua Greencircle, Ali Usman.

Tak hanya kali pertama saja hewan buas itu ia temui, saat kali kedua ia menemui dengan warna yang berbeda yaitu macan hitam dan tingkah sang satwa pun tak ada niat untuk menyakiti tim Greencircle justru malah menghiraukan. Hingga saat kali ketiga kembali berpapasan dengan macan putih yang saat ini sedang berkembang biak di salah satu goa disana.

“Kalau yang ketiga kita bertemu dengan macan putih, yang saat ini sedang berkembang biak di salah satu goa di sana,” paparnya.

Beberapa hari yang lalu pun ketika akan melakukan pemantauan, tim melihat Elang Jawa dengan lebar sayap dua meter.

“Kita tak menyangka bisa melihat satwa langka yaitu Elang Jawa yang lebar sayapnya sekitar dua meter,” ujar Pendamping Greencircle, Gatut Susanta.

Dengan situs kerajaan yang masih dalam penelusuran dan penelitian, tidak sembarang warga atau masyarakat yang bisa ke lokasi situs dengan tujuan tertentu seperti mencari benda peninggalan hingga harta karun.

Ali mengatakan, peninggalan ini harus dijaga untuk nantinya kelak bisa dirasakan oleh anak cucu.

“Jika ada orang atau warga yang ingin kesana harus ditanya terlebih dahulu maksud dan tujuannya, jika tujuannya aneh-aneh maka akan kami usir dan kembali pulang karena ini peninggalan leluhur kita khususnya masyarkat Cianjur dan Jawa Barat,” tegasnya.
(hakim/radar cianjur)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *