Kalau Arus Tengah Ganas, Terpaksa Libur

Perjuangan Para Siswa di Dusun Damma, Sulsel, untuk Bisa ke Sekolah,Para pelajar di Dusun Damma harus berenang atau bergantian naik ban, hanya untuk bersekolah ke pusat desa di seberang sungai. Pemerintah setempat mengaku baru tahu kondisi itu karena selama ini tak pernah ada laporan.

KALAU saja mesin waktu itu ada, Iskandar ingin sekali secepatnya dilempar ke masa depan. Ke masa ketika dia segera bisa mewujudkan cita-citanya: menjadi guru.

“Mau buka sekolah di kampung. Biar anak- anak tidak mengalami hal yang kami alami saat ini,” ujarnya.

Tiap hari siswa kelas II SMP dan kawan-kawannya di Dusun Damma, Sulawesi Selatan, memang harus menantang maut. Hanya agar bisa bersekolah ke kampung sebelah.

Sebab, dusun yang masuk Desa Bonto Matinggi, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, itu terisolasi oleh Sungai Leko Bo’dong. Jembatan tak ada. Sudah sempat mulai dibangun. Tapi, tak jelas kelanjutannya hingga sekarang.

Jadilah, sekitar 25 siswa SD, SMP, dan SMK dari Damma harus menyeberanginya dengan berenang. Memang ada ban Tapi cuma satu. Jadi, penyeberangan “kelas eksekutif” itu hanya boleh dipakai para bocah perempuan. Serta buyung (bocah lelaki) dan upik (bocah perempuan) yang masih duduk di sekolah dasar (SD).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *