Gara-gara Ini!! Sukabumi Porak Poranda Dihantam Hujan dan Angin

SUKABUMI – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi mencatat sedikitnya 27 titik pohon tumbang di wilayah Kota Sukabumi, saat terjadi angin kencang, belum lama ini. Hal itu, disebabkan banyak pohon yang tidak layak ditanam di area perkotaan dan sudah uzur dengan usia puluhan tahun.

Berita Terkait

Dari data yang diperoleh DLH Kota Sukabumi, sebanyak 217 pohon yang berusia sudah puluhan tahun dan cukup berbahaya. Jumlah tersebut dari total pohon yang ada di Kota Sukabumi yakni sebanyak 3.628.

Bacaan Lainnya

Rinciannya, sebanyak 160 pohon mahoni, 27 pohon palem, 26 pohon trembesi dan empat pohon beringin.

“Usia pohon yang berbahaya ini sudah puluhan tahun. Bahkan, pohon mahoni yang berada di Jalan Bhayangkara itu kebanyakan ditanam saat zaman Belanda” ujar Kepala Bidang Penataan Taman dan Kerusakan Lingkungan DLH Kota Sukabumi, Sony Hermanto, kamis (5/4).

Menurutnya, usia pohon yang ada di Kota Sukabumi ini, sebenarnya masih kuat apabila penanamnnya di hutan.

“Tetapi, jika beradanya di perkotaan maka akan sulit prasarananya, sehingga sulit berkembang, khususnya dari segi akar,” tambahnya.

Ditambahkan Sony, dirinya mengimbau masyarakat untuk berhati-hati, terutama dalam memarkirkan kendaraan. Apalagi cuaca di Kota Sukabumi akhir-akhir ini kurang menentu. “Semua harus berhati-hati. Apalagi faktor alam sulit untuk diprediksi,” imbaunya.

Sony mengaku, banyaknya pohon tumbang saat angin puting beliung di Kota Sukabumi pada Rabu (4/4) lalu, bukan hanya kondisi pohon saja, melainkan ada fakto lain seperti cuaca yang lebih mempengaruhi. Sebab, dari segi pohon yang tumbang ada bbeberapa yang relatif masih bagus.

“Sisi usia pohon masih cukup bagus. Walaupun ada yang sudah lapuk seperti pohon palem raja. Namun yang pasti cuaca pada Rabu (4/4) sore cukup ekstrim. Jangankan pohon, billboard saja yang dibuat dengan safety dan kuat bisa tumbang,” terangnya.

Sony mengungkapkan, selain beberpa faktor tersebut, terdapat pula faktor lain seperti ada beberapa pohon yang sistem tanamnya dengan cara blumbak. Sehingga, membuat pohon yang ditaman dengan sistem tersebut banyak yang tumbang. Seperti halnya terjadi di Jalan R Syamsudin SH banyak pohon yang tumbang.

“Sebab, konsep penanamannya dengan cara blumbak. Metode itu tidak terlalu kuat dalam menanam pohon,” sambung dia.

Terlebih sambung dia, banyak pohon yang tidak layak ditanam di area perkotaan, seperti pohon trembesi, mahoni dan palem raja. Usia trembesi, mahoni tidak direkomendasikan di area perkotaan, sebab prasarananya tidak bebas.

Sehingga pertumbuhan akan tidak sesuai meskipun, secara pemeliharaan DLH rutin melakukan pemangkasan pohon sampai penebangan jika dianggap membahayakan. Terlebih, dalam pemeliharaan pohon, DLH membentuk dua tim untuk mengefektifkan kinerja.

“Salah satu upaya kita menjaga pohon besar tidak tumbang yakni dengan pemangkasan. Sehingga, beban pohon tidak terlalu berat,” terangnya. (cr16/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *