Festival Nelayan Palabuhanratu Digelar, Dedi Mulyadi pun Berpesan

Mantan Bupati Purwakarta dua periode ini juga menyarankan agar di sepanjang sepadan pantai, tidak ada lagi bangunan. Sebab, laut harus bisa dilihat langsung dari jalan dan anginnya harus terasa.

“Palabuhanratu harus dibangun sistem kebudayaannya, agar orang Palabuhanratu tidak mudah mengumbar amarah. Pantainya tidak ditutup terpal hijau, tidak ditutup bangunan penginapan dan rumah makan,” papar Dedi dalam sambutan singkatnya.

Bacaan Lainnya

Ia juga berharap, orang Palabuhanratu memiliki karakter atau identitas. Makanya ia berkeinginan menghadirkan arsitek untuk mendisain bangunan yang sama dan cocok di Palabuhanratu. Sebab, jika ingin mengalahkan Bali, kata Dedi, karakter Bali harus dicontoh.

Bukan budaya atau busananya yang harus dicontoh, tapi karakternya yang kuat. Seperti, bangunannya yang sama, jangan merusak laut, jangan membuang sampah ke laut, harus bisa melindungi laut.

Tidak pacaran di pinggir laut agar terhindar dari tsunami. Sehingga jadi Palabuhanratu yang sebenarnya. Terlebih Geopark Ciletih Palabuhanratu sebentar lagi akan menjadi Unesco Global Geopark (UGG).

“Palabuhanratu itu tempat mencurahkan kasih sayang. Nulung kanu butuh, nalang kanu susah. Palabuhanratu tempatnya pemimpin dan rakyatnya yang saling berbagi kasih sayang,” sebutnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *