Sosok Perry Warjiyo Gubernur BI Baru

Perry Warjiyo telah resmi menjadi Gubernur Baru Bank Indonesia (BI). Komisi Keuangan DPR RI pada Rabu (28/3) setelah melakukan fit and proper test secara aklamasi menyetujui pengangkatan Perry sebagai gubernur BI menggantikan Agus Martowardojo.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai Perry adalah satu sosok yang memiliki kebijakan konservatif dalam suku bunga. Hal itu dipicu karena tekanan global semakin membuat ruang pelonggaran moneter menyempit.

Bacaan Lainnya

“Mungkin ini karena Fed rate yang prediksinya naik sampai 3 kali di 2018 menyulitkan Gubernur BI untuk utak atik kebijakan suku bunga acuan,” ujarnya kepada JawaPos.com, Jumat (30/3).

Bahkan Bhima menilai pada Mei – Juni mendatang saat Perry mulai bertugas, suku bunga acuan akan dinaikkan sebesar 25 basis poin (bps). “Karena Mei tekanan kenaikan Fed rate nya cukup besar dan bisa mengganggu stabilitas rupiah,” tuturnya.

Selain itu, untuk mendorong penurunan bunga kredit, bank sentral akan mengandalkan pengendalian inflasi.

Berdasarkan data BI, pada Februari 2018, rata-rata suku bunga kredit perbankan masih mencapai 11,27 persen, turun 5 bps dibanding bulan sebelumnya.

“BI bakal perkuat koordinasi TPID dan perluasan program klaster pangan strategis BI untuk kontrol volatile food yg merupakan komponen paling besar inflasi,” jelas dia.

Dia memperkirakan, ke depannya Perry akan fokus dalam pengendalian angka inflasi. Meski tidak langsung berdampak terhadap penurunan suku bunga kredit, namun efek itu akan terasa di kemudian hari.

“Dari rencana pak Perry itu bisa disimpulkan bunga acuan akan dijadikan secondary instrument. Fokus utama nya sekarang untk kendalikan inflasi. Tapi pengendalian inflasi untuk tekan suku bunga kredit itu masih jangka menengah panjang efeknya. Implikasinya dalam jangka pendek bunga kredit masih mahal bahkan trennya naik,” pungkasnya.

(hap/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *