Paslon Mulia Bangun Pemilih Emosional

SUKABUMI— Tepat pukul 13,00 WIB (21/3) kemarin, Kandidat Calon Walikota Sukabumi Mulyono mendatangi kantor Graha Pena Radar Sukabumi, Jalan Selabintana KM 3,5 Panjalu, Sukabumi, kemarin(19/2).

Orang yang juga Mantan Wakil Walikota ini datang dengan menggunakan Sepeda motor milik salah satu Ajudannya, maklum saja orang yang akrab disapa dengan sebupat pak Mul ini setiap harinya gencar melakukan blusukan untuk menyerap aspirasi masyarakat.

Bacaan Lainnya

“Ya Saya habis ketemu warga, ingat ada undangan ini saya langsung utamakan ke sini (Radar Sukabumi red), “cetusnya.

Tak selang beberapa lama, Calon Wakil Walikotanya Ima Slamet ikut hadir untuk mendampingi kegiatan kunjungan Redaksi sekaligus berdialog. Salah satu hasil dialog yang diserap oleh wartawan koran ini adalah, bagaimana upaya pasangan mulia agar mendapakat simpati masyarakat.

Dalam uraian yang dipaparkan dihadapan sejumlah awak redaksi pasangan ini membeberkan bahwa dalam upaya untuk menjaring dan menyakinkan hati masyarakat dirinya akan membangun hubungan emosional antara pasangan Mulia dan masyarakat. Tidak menyentuh masyarakat dengan cara transaksional.

“Memang saat ini pemilih idealisme normatif ini sudah bergesar ke transaksional dan cenderang matrealistik pragmatis. Tentunya itu sangat rugi, dengan uang tak seberapa Rp100 ribu hingga Rp200 ribu dengan jangka waktu lima tahun.

Makanya saya coba mengubah masyarakat tidak memilik pemikiran yang pragmatis dan transaksional, kita cenderaung ‘aprak-aprakan’ bagaimana caranya masyarakat bogoh ka saya sama bu Ima,” ujar Calon Walikota Sukabumi, Mulyono saat berdialog dengan awak Redaksi Radar Sukabumi, (21/3) kemarin.

SEDERHANA: Kandidat Calon Walikota Sukabumi, Mulyono saat mendatangi Kantor Graha Pena Radar Sukabumi dengan menggunakan kendaraan bermotor usai melakukan Sapa Warga
Foto:ikbal/radarsukabumi

Sejauh ini, Pasangan Mulia meyakini bahwa dengan pemilih emosional itu merupakan pemilih yang sangat militan, tidak hanya bergantung kepada pemilih transaksional. Hal itu sudah dibuktikan oleh pasangan Mulia saat pendaftaran ke KPU Kota Sukabumi dan Kampanye Damai.

“Dua momentum itu sudah saya lakukan, semangat pasangan Mulia ini semangat paritisipasif, karena masih ada masyarakat yang mempunyai hak politiknya dengan menggunakan nurani dan idealisme. Kami sudah buktikan itu dan masyarakat sudah melihat dan menyaksikan dua momentum tadi, dan itu modalnya murah meriah,” katanya.

Saat ini, pasangan Mulia tau bagaimana caranya lebih menekankan membangun emosional masyarakat dengan sosok pemimpinnya. Karena dengan pemilih yang emosional cenderung memiliki tanggung jawab moral dan spiritual.

“Ya bagaimanapun kami coba tanamkan ke masyarakat untuk membangun rasa emosional, bisa dengan cara dialog, sapa warga langsung. Kita yakinkan masyarakat untuk menjadi pemilih yang cerdas tanpa transaksional,” jelasnya.

Dijelaskan Mulyono, masyarakat Kota Sukabumi memang cenderung lebih ke pemilih rasional, dengan pertimbangan dari segi tingkat pendidikan dan lainnya. Akan tetapi sampai saat ini Mulyono pun cukup kebingungan untuk menterjemahkan pemilih rasional itu. Lantaran seharusnya pemilih rasional itu akan relatif kokoh dalam kepribadian nya untuk menentukan sikap politiknya.

“Pemilih rasional itu lebih kuat dan matang dibandingkan pemilih tradisional. Tapi saat ini pemilih rasional itu sulit sekali, contohnya saya sudah mendatangi salah satu pesantren keinginan mereka apa kita buatkan kontrak politik dengan mentandatangan keinginannya.

Eh lama lama ternyata mereka sudah ada di pasangan lain, hanya gara-gara dibelikan sebuah karpet. Makanya kita ingin lebih membangun emosional masyarakat agar bisa suka kepada pasangan Mulia,” pungkasnya. (bal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *