Puskesmas Curugkembar Berkilah

Setelah mendapatkan laporan dari keluarganya seperti itu, Ruswandi pun langsung naik pitam dan ia menilai kematian bayinya yang baru lahir itu, tidak wajar. Untuk itu, dirinya langsung melakukan koordinasi dengan pihak Puskemas tersebut.

“Barusan saya sudah ngobrol dengan bidannya. Mereka menyatakan sebenarnya pada waktu itu, tidak bersedia melakukan persalinan terhadap istri saya. Mereka terpaksa melayani istri saya karena dalam keadaan darurat. Namun yang menjadi pernyataan buat saya, kalau memang darurat kenapa mereka berani melakukan penanganan persalinan ini. Sehingga dampaknya anak saya menjadi korban hingga meninggal,” tandasnya.

Bacaan Lainnya

Untuk itu, ia berencana bersama warga Desa Curugkembar akan melakukan aksi unjuk rasa dengan jumlah massa sekitar 100 orang, untuk mempertanyakan kematian bayinya tersebut. “Rencananya, besok (hari ini, red) kami akan menggelar aksi di Puskesmas Curugkembar, menuntut tanggung jawab atas kelalaian kinerja dan lemahnya pengawasan. Apalagi ini berkaitan dengan nyawa manusia. Untuk itu, saya berharap Dinas Kesehatan dapat segera turun tangan untuk mengetahui fakta yang sebenarnya. Sehingga pelayanan kesehatan dapat maksimal dirasakan oleh warga,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Puskemas (Kapus) Curug Kembar, Olih Solihin menjelaskan, pihak Puskemas sudah melakukan pelayanan sesuai dengan Protap. Namun karena ada kata-kata yang tidak mengenakan dari petugas terhadap keluarga korban, sehingga menimbulkan persoalan seperti ini. “Saya merasa dilematis terkait meninggalnya seorang bayi yang melahirkan di Poned Puskesmas Curugkembar, dilayani salah dan tidak dilayani juga salah,” jelasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *