Delman Tergerus Moda Transportasi Online

CIKOLE – Sejumlah tukang delman mengeluhkan semakin sepinya penumpang di Kota Sukabumi. Kondisi ini makin parah, setelah maraknya transportasi online di kota ini.”Semenjak ada tranportasi online seperti ojek online, delman kita sepi dan sering tidak dapat penghasilan sama sekali padahal kebutuhan banyak,”kesal kusir delman Jujuh Sodikin(62) kepada Radar Sukabumi.

Saban hari, kusir delman ini mangkal di persimpangan Jalan RE Martadinata, Kota Sukabumi. Matanya awas memperhatikan lalu lalang kendaraan dan sudut-sudut jalan, berharap ada penumpang yang berminat menggunakan jasa transportasi yang mengandalkan tenaga kuda itu.Menjalani pekerjaan sebagai tukang delman, sudah dilakoninya bukan hitungan satu atau dua tahun. Tapi sudah 50 tahun lamanya, tepatnya sejak 1968.

Bacaan Lainnya

Setiap hari ia mencari nafkah selama 5 jam, sampai saat ini. Jujuh dan teman-temannya sesama tukang delman mengeluh.”Kalau dulu lumayan lah tidak sesepi sekarang ini, sekarang parah banget terkadang dalam satu hari tidak dapat penumpang,”ujarnya.

Menurutnya, semua tukang delman bekerja sehari 5 jam yaitu dari pagi hingga siang. Sebelum ada tranportasi online, para kusir delman ini bisa menarik penumpang hingga tiga kali narik. Tetapi kini kalau lagi untung bisa sampai dua kali narik. Lebih seringnya tidak ada penumpang yang menggunakan moda transportasi yang ramah lingkungan ini.

“Kalau narik tergantung orang yang gunakan jasa kita, kalau baik sampai ke Jalan Dago itu sampai Rp 30 ribu, tapi kalau yang sulit ya cuman Rp 20 ribu,” paparnya.Padahal kebutuhan setiap harinya begitu besar. Menurut Jujuh, biaya untuk mengurus dan memberikan makan seekor kuda sehari lebih dari Rp 74 ribu. Adapun setiap hari biaya makannya terdiri dari dedak Rp 30 ribu, rumput Rp 20 ribu, gula merah Rp 4 ribu, singkong 3 kg Rp 10 ribu dan wortel Rp 10 ribu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *