Propaganda Slebor

Oleh: Handi Salam
*Redaktur di Radar Sukabumi

MINGGU-minggu ini saya kembali tidak bisa tidur pulas, bangun pagipun ikut selalu malas, entah apa yang terjadi padahal badan ini membutuhkan istirahat yang cukup agar bisa berfikir jernih saat menghadapi kehidupan yang keras. Saya berfikir kehidupan ini berat jika difikirkan berlebihan. Membuat susah tidur karena fikiran melantur kesana kemari adalah penyakit hati. Ku fikir menulis ditempat tenang dan sedikit udara segar bisa menghasilkan tulisan baik, nyatanya tidak selamanya begitu jika hati tidak merasa nyaman dan tenang.

Bacaan Lainnya

Seorang teman berkata pada saya, kenapa gak menulis lagi? Saya jawab ‘Pensilnya masih dicari!. Bukan itu, tapi menulis itu bukan hanya sekedar pekerjaan, tapi lebih dari itu memerlukan hobi, kopi dan perasaan. Penulis bisa saja menjadi aktor perubahan dengan Bakat alami dan totalitasnya. Bisa saja membawa kebaikan dan bisa saja membawa keburukan.

Baru-baru ini, Banyak sekali tulisan Propaganda di Media Sosial (medos) mulai dari isu Komunis, SARA dan lainnya yang sebenarnya tidak memiliki bukti dasar dan tidak sejalan dengan logika. Saya jadi ingat, dikala waktu SMA pernah menonton Film Mississippi Burning yang rilis Tahun 1988 di rumah Teman kala itu. Kalau tidak salah, film yang memperlihatkan bagaimana propaganda dilakukan seorang tokoh untuk membentuk isu soal komunis bisa jadi rujukan saat ini.

Mungkin apa yang terjadi pada hari ini tidak ubahnya seperti apa yang diceritakan dalam film itu.Tak sedikit orang-orang menerima Isu Propaganda secara mentah-mentah. Saya juga tidak tau bagaimana cara mengedukasi mereka yang sudah termakan isu Komunis itu. Sebagian teman saya ada yang terbuka, dan ada juga yang berpikiran sempit. Jujur saya kasian kepada orang-orang yang pikirannya tertutup.
Istilah kalau bodoh itu enggak ada batasnya, dan Kalau pintar ada batasannya itu benar. Satu hal, saat ini banyak orang sekarang yang susah diajak dialog, diskusi, kecuali mungkin masuk lewat humor baru mau. Akting yang super real yang dimainkan oleh kelompok tertentu sangat juara. Saya sebagai penulis yang masih belajar kalah telak oleh orang yang suka bikin Hoax di Medsos, bahkan seorang Pidi Baiq penulis Dilan pun kalah oleh mereka. Kenapa, karena mereka berhasil masuk ke fikiran orang-orang hingga percaya dan yakin isu Propaganda komunis yang horor itu nyata, buktinya dengan ikut kembali menyebarkannya.

Saya tau, ketika politikus berjanji di Media Massa itu Bokis Abis (bohong), tapi saya akui akting mereka bisa mengalahkan Aktor Senior Alm Benyamin Sueb. Jual beli Fitnah yang dilakukan dua kelompok yang berkepentingan membuat sebagian masyarakat terbawa, literasi yang rendah mungkin jadi penyebab isu-isu itu cepat diserap masyarakat. Padahal apa gunanya, toh gak menghasilkan beras dan rupiah untuk hidup tidak juga, yang ada malah kesleboran yang nyata.

Sebetulnya setiap tulisan yang saya buat bukan karena bisa dan ingin, tapi karena saya terlalu sensitif terhadap apa yang saya rasakan saat ini. Ya memang kata Musisi Jason Ranti bilang, orang Semakin sensitif akan semakin semakin inspired, itu benar. Jadi cari inspirasi nomor sekian mungkin. Secara umum, Semua orang di Indonesia, mesti cari Tuhan-nya masing-masing apapun bentuk-Nya, tetapi output-nya tetap kasih sayang, damai, harmonis.

Tapi ingat, usaha pencarian itu enggak sekadar ikut-ikut orangtua. Jika sudah bisa berfikir mandiri, maka berfikirlah secara luas. Karena pada dasarnya, orang yang Agamanya kuat akan menghargai agama orang lain.

Sebetulnya, orang-orang itu yang menyebarkan Propaganda isu Komunis dan SARA sangat meresahkan, jujur saja saya juga khawatir dengan isu komunis di tanah air, yang belakangan bisa hidup kembali di Pinggiran, Palkiran dan Gang-gang Sempit. Lucunya Komunis yang di Negara asalnya sudah ancur akan melakukan kudeta. Anehnya lagi, semakin dibahas isu ini semakin muncul ke permukaan dibawa oleh orang-orang yang akting mengaku cinta tanah air.

Belajar sejarah, sebuah bangsa tidak akan hancur jika diserang dari luar tanpa dilakukan propaganda adu domba terlebih dahulu. Benteng bangsa ini terlalu kuat, jika tidak diserang dari dalam. Ketakutan aliran Marxis menyebar sangat ditakutkan oleh negeri ini, ya karena memiliki sejarah kelam yang tak terlupakan.

Saya sempat memberi tahu teman bahwa kita harus mebredel bahan pangan Yang mengandung unsur komunis, mulai dari yang manis manis, Marxis Marxis, Chinese food, kolang-kaling dan sayur genjer. Kita harus siaga, selalu waspada, bahaya merah di mana-mana. Tiba-tiba minggu sore saya bertemu teman wanita saya yang merubah rambutnya menjadi merah, kukunya merah, dan sepatunya merah. Dan saya berfikir jangan-jangan dia….*

Pada akhirnya, saya berfikir terlalu terkilir seperti mereka yang sudah termakan isu-isu. Saya masih percaya, kedepan akan menjadi baik dan isu-isu Proganda yang slebor akan kembali kendor jika orang yang memiliki peranan selesai menggunakannya. Dan saya tidak akan pernah berhenti berharap harga beras semurah orang menerima isu murahan di media sosial. Selain itu juga, saya mendoakan bagi penyebar hoax agar sehat selalu, karena berkat mereka kita jadi waspada. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *