Teror Ustad Marak Dimana mana

BEKASI – Seorang ustaz di Kampung Gudang, Desa Karangsatria, Kecamatan Tambun Utara diteror seorang lelaki tak dikenal setelah Salat Subuh. Lelaki tersebut membawa seorang remaja yang diakunya sebagai adiknya.

Teror ini terjadi pada Rabu (21/2/2018) pagi. Korban bernama Ustaz Ridwan Syakir, pemilik salah satu yayasan sekolah dan pesantren di Desa Karangsatria, Tambun Utara.

Bacaan Lainnya

Ia diteror saat akan melakukan Salat Duha. Ketika itu, pintu rumahnya digedor oleh lelaki tak dikenal.

Lantaran merasa terganggu, Ridwan membatalkan salatnya. Ia kemudian menuju pintu dan menemui lelaki tersebut.

“Waktu saya tanya mau cari siapa, dia bilangnya cari Ridwan Syakir. Saya jawab ya itu memang saya sendiri,” katanya, Kamis (22/2/2018).

“Terus dia maki-maki saya dengan sebutan anjing, setan, babi. Saya bingung. Saya bilang ke dia mungkin salah orang bukan saya yang dicari,” lanjutnya.

Namun lelaki yang belakangan diketahui berinisial MF (36) itu tetap ngotot kalau ia mencari orang bernama Ustaz Ridwan Syakir. Lagi-lagi lelaki tersebut mengucapkan kata-kata kotor kepada korban.

“Saya dikata-katain lagi. Dan, saya lihat tangannya sudah mengepal, kakinya sudah gemetar. Firasat saya dia mau pukul saya atau tendang saya, makanya saya merangkak ke belakang,” ungkapnya.

MF bersama MY mengejar korban melalui pintu belakang rumah. Saat di belakang rumah, salah satu pelaku bertemu dengan isteri korban dan kembali menanyakan keberadaan Ustaz Ridwan Syakir.

“Isteri saya bilang kalau saya lagi sakit jadi enggak bisa ditemuin. Tapi dia tetap maki-maki saya,” katanya.

Ridwan mengatakan, lelaki tersebut mengaku sempat dimaki-maki oleh salah seorang jamaah saat Salat Subuh. Lantaran itu ia sakit hati dan memaki-maki korban.

“Katanya dia dikata-katain waktu Salat Jamaah. Kata dia, dia dikatain dengan sebutan mualaf brengsek dan kurang ajar. Saya tanya lagi siapa yang ngatain begitu, dia bilang orangnya pakai celana ngatung dan jenggotan,” ungkapnya.

Kata Ridwan, saat lelaki tersebut diajak bicara seringkali tidak nyambung. Ketika ditanya asal dan namanya, kata dia, lelaki tersebut menjawabnya dengan makian.

“Enggak lama dia sama temannya dibawa ke pos polisi. Terus yang lebih muda itu ternyata ngakunya bukan adiknya tapi diculik aja sama orang itu,” katanya.

(enr/pojokjabar)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *