Warga Kampung Cigintung ‘Kegelapan’

JAMPANGTENGAH – Puluhan tahun, warga Kampung Cigintung, RT 41/9, Kedusunan Cirampo, Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampangtengah hidup dalam kegelapan.

Kinerja PLN pun kembali disorot karena dinilai pasif memperluas jaringan listrik.
Informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, kampung yang berada di perbukitan Desa Padabeunghar ini puluhan tahun tak tersentuh program pemerintah, berupa penerangan listrik.

Bacaan Lainnya

Bagi warga yang kondisi ekonominya baik, mereka terpaksa menyambung listrik dari Kampung Ciweulit, Kedusunan Cirampo dengan membentangkan kabel hingga sepanjang sekitar satu kilo meter (Km).

Sementara, bagi warga yang tidak mampu, sampai saat ini, mereka masih mengunakan lampu tradisional. Seperti, lampu cempor yang menggunakan bahan bakar solar dan minyak tanah untuk penerangan pada malam hari.

“Ada sekitar 18 kepala keluarga dengan 30 jiwa di Kampung Cigintung yang belum tersentuh listrik. Kondisi ini sudah berlangsung 30 tahun,” jelas Sekertaris Desa Padabeunghar, Edwarnus saat dihubungi Radar Sukabumi melalui telepon selulernya, Minggu (11/2).

Menurut Edwarnus, kabel yang membentang untuk mendistribusikan listrik dari KWh kampung tetangga ke warga kampung yang teraliri listrik, kondisinya sangat memprihatinkan. Pasalnya, kabel yang digunakan warga merupakan kabel yang tidak berstandar PLN sehingga dikhawatirkan dapat mengancam keselamatan warga.

“Mereka menggunakan kabel dari warung. Saya khawatir kondisi seperti ini dapat mengancam keselamatan warga. Apalagi saat ini musim hujan, jaringan kabel dari KWh yang membentang ke pemukiman warga melintasi perkebunan, sungai dan pesawahan. Kami takut kalau hujan deras dan angin kencang, ada ranting pohon yang tumbang hingga memutus kabel mereka, tentu ini berbahaya,” paparnya.

Untuk itu, Pemerintah Desa Padabeunghar telah berupaya mengajukan permohonan kepada PT PLN melalui Pemerintah Kecamatan Jampangtengah supaya dapat teraliri listrik. “Kasihan warga di sana terisolir. Saat ini, sebagian warga hanya menggunakan lampu tradisinoal untuk penerangan dimalam hari dan sebagian lainnya menginduk listrik ke kampung tetangga dengan pemakaian seadanya dan secara bergantian,” katanya.

Pihaknya merasa prihatin dengan kondisi seperti ini. Sebab, puluhan jiwa di kampung tersebut hidup dalam keadaan gelap gulita. Padahal, bangsa Indonesia terbilang sudah cukup lama merdeka. Namun, dampak dari kemerdekaan itu, masih juga belum dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Khususnya bagi warga yang tinggal di pelosok.

“Yang menjadi kecemasan kami adalah warga menggunakan kabel yang tidak berstandar PLN. Kalau kabel itu putus dan terinjak oleh warga, dapat mengancam keselamatannya. Alhamdulillah saat ini belum ada yang menjadi korban. Tapi kami tetap khawatir,” tandasnya.

Menanggapi hal tersebut, Humas PT PLN Area Pelayanan Jaringan (APJ) Sukabumi, Wiwin Darwati menjelaskan, bagi warga Sukabumi yang di daerahnya belum teraliri listrik, dianjurkan agar segera mengajukan permohonan pemasangan atau perluasan jaringan lisrik ke PT PLN Area Sukabumi maupun ke Rayon PLN sesuai dengan cakupan wilayah rumah penduduk yang belum teraliri listrik tersebut.

“Kami sarankan agar mereka membuat segera proposal dan menyampaikan data jumlah warga dan kepala keluarga di kampungnya yang belum teraliri listrik. Selain itu, dalam proposalnya harus dicatat terkait perkiraan jarak dari tiang listrik terakhir sampai ke daerah yang belum terliri listrik. Data tersebut, kami perlukan sebagai dasar perkiraan kebutuhan material yang diperlukan karena semua pengadaan material baik tiang listrik maupun jaringan menjadi beban dan tanggung jawab PT PLN,” jelasnya.

Selain itu, ia juga menghimbau kepada seluruh lapisan masyarakat yang didaerahnya belum menikmati listrik secara maksimal, diharpakan agar tidak terbujuk oleh rayuan oknum yang tidak bertanggung jawab. “Jadi lebih baik datang saja sendiri ke kantor PLN dan lampirkan proposalnya serta didampingi oleh kepala desa. Hal ini, dilakukan untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Divisi Informasi dan Publikasi Lembaga Kajian Kebijakan dan Transparansi Anggaran Sukabumi, Bakti Danurhadi menambahkan, belum meratanya listrik di Sukabumi ini karena pihak Perusahaan Listrik Negara (PLN) kurang proaktif melakukan koordinasi maupun sosialisasi ke masyarakat bawah.

Padahal, dipenghujung masa kepemerintahannya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menargetkan wilayah yang ia pimpin itu ‘caang’ 100 persen. “Adanya daerah yang puluhan tahun belum teraliri listrik, semakin memperkuat bahwa pihak PLN kurang maksimal dalam mensosialisasikan target Jabar Caang yang digagas Pak Gubernur,” ujar saat dihubungi Radar Sukabumi, kemarin.

Menurut Bakti, saat ini pihak PLN juga terkesan pasif dalam program Jabar Caang itu. Hal itu terbukti dengan sikap PLN yang menunggu laporan atau usulan dari pemerintah desa atau masyarakat. “Sebagai bukti keseriusan mendukung program Jabar Caang, PLN harusnya jemput bola bukan menunggu bola.

Nah, kami perhatikan sampai saat ini, PLN Sukabumi hanya menunggu laporan dan usulan saja,” imbuhnya.

Selain itu, pria bertubuh gimpal tersebut juga meyakini di wilayah Kabupaten Sukabumi masih ada daerah atau perkampungan yang belum teraliri listrik. Oleh karenanya, lembaga yang fokus pada kajian ini berharap, baik PLN maupun Pemda Kabupaten Sukabumi melakukan inventarisir wilayah yang belum mendapatkan listrik. “Mari kita dukung Jabar Caang ini. Karena bagaimana pun, ini demi kepentingan masyarakat,” pungkasnya. (cr13/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *