Sosok Mbah Sireb yang Sempat Dijuluki ‘Srikandi Edan’ Pemain Ludruk dan Sinden yang Bersuara Merdu

RAHMADANI WAHYU N.

Rumah yang terletak di Desa Wonotengah, Kecamatan Purwoasri pada Minggu (4/1) sore lalu tampak ramai. Namun, raut wajah mereka terlihat bersedih. Tak jarang di antara mereka ada yang menitikkan air mata. Sore itu, mereka sedang berduka akibat kematian Suwarti, 72, atau warga setempat lebih mengenalnya dengan sebutan Mbah Sireb.

Sosok Mbah Sireb ternyata cukup dikenal di lingkungan tempat tinggalnya. Ini karena semasa mudanya, almarhumah dikenal sebagai pemain ludruk. Tidak hanya bermain peran, Mbah Sireb ternyata juga merupakan seorang pesinden. “Karena populer itu, Mbah Sireb sering kebanjiran job hingga ke luar kota,” kenang Mudjiadi, 54, anak angkat Mbah Sireb.

Karir Mbah Sireb mulai menanjak sekitar tahun 1963. Saat itu, seni ludruk dan wayang orang memang sedang digandrungi oleh warga. Nama Suwarti alias Mbah Sirep pun ikut terangkat. Terlebih, saat lakon wayang orang dengan judul ‘Srikandi Edan’ juga ikut digandrungi warga.

Suwarti yang memerankan Srikandi Edan pun banyak mendapat pujian dari para penonton. Ini karena Suwarti berhasil memerankan sosok tersebut secara maksimal dibarengi dengan suaranya yang memang merdu saat sedang nyinden. “Hampir semua orang mengenal julukan Srikandi Edan itu,” kata Mudjiadi yang saat itu sering mendampingi Suwarti manggung di berbagai tempat.

Saat sedang ‘naik daun’ itulah lantas Suwarti menikah dengan seorang laki-laki bernama Sukirman. Lama menikah, keduanya tidak kunjung dikaruniai anak dan akhirnya memutuskan untuk mengangkat Mudjiadi sebagai anak. Mudjiadi sendiri sebenarnya masih memiliki hubungan kerabat dengan Suwarti.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *