Yang Tersisa Dari Fenomena Super Blue Blood Moon (1)

Musim sulit uang dan sulit melaut kadang membuat pola fikir warga menjadi aneh. Seperti sejumlah Warga Kampung Babadan RW 30 dan Kampung Kidangkencana RT RW 28 yang rela menyelam di laut Pantai Palabuhanratu hanya untuk mencari pernak pernik jadul hingga emas. Mereka menyebutnya ‘harta karun’.

PERLI RIJAL, PALABUHANRATU

Bacaan Lainnya

Menjelang hingga pasca fenomena alam super blue blood moon, gelombang di Pantai Selatan. Ya, tepatnya di teluk Palabuhanratu terjadi pasang surut.

Namun, situasi ini malah dimanfaatkan puluhan warga Kampung Babadan RW 30 dan Kampung Kidangkencana RW 28 untuk mencari rezeki di Pantai Karang Deet, teluk Palabuhanratu.

Tak sedikit para pencari ‘harta karun’ itu tak menggunakan alat apapun. Mereka mengandalkan tangan kosong untuk mencari pernak pernik barang antik. Seperti timah, kuningan, uang logam zaman dulu hingga perak dan emas. Bukan hanya orang dewasa mencari barang antik, anak-anak juga ikut.

Sebagian pembaca mungkin akan menilai penulis melakukan pembodohan kepada pembaca atau menyampaikan berita hoax.

Namun faktanya, sejumlah pencari ‘harta karun’ itu ada yang berhasil. Seperti Agus (40) warga Kampung Babadan RT 2/30, Kelurahan/ Kecamatan Palabuhanratu. Ia pernah mendapatkan emas berupa kalung seberat 25 gram.

“Alhamdulillah pernah nemu emas 25 gram seharga Rp11 juta. Paling banyak sih nemu uang logam zaman dulu,” kata Agus sambil menunjukkan pernak pernik hasil temuannya.

Menurut Agus, ‘harta karun’ yang ditemukannya diduga bukanlah peninggalan orang Belanda atau raja. Tetapi barang-barang itu yang hilang dari wisatawan saat bermain ombak dan berenang.

“Sejak dulu pantai ini tempat bermain masyarakat lokal dan luar daerah. Mungkin saat berenang mereka membuka perhiasannya dan hilang,” kata Agus.

Begitupun yang disampaikan Asep (38). Warga Kampung Kidangkencana, RT 2/28, Kelurahan/Kecamatan Palabuhanratu itu masih penasaran mencari barang-barang antik di pantai.

Pantauan Radar Sukabumi, Asep dan warga lainnya hanya menemukan uang logam zaman dulu, perak, tembaga dan kuningan.

“Kalau barang antik paling buat koleksi. Tapi kalau ada yang minat beli ya saya jual,” ucapnya.

Barang-barang antik hingga emas itu muncul paska cuaca ekstrim hingga menimbulkan gelombang pasang.

Sebelumnya warga tak ada yang menemukan barang barang itu.

Ia menduga, barang-barang itu timbul terkikis arus dan ombak. Sehingga, barang pengunjung yang hilang akibat tetimbun pasir itu ikut timbul dengan jumlah banyak.

“Ya dari pada menganggur mending mencari harta karun. Alhamdulillah saya juga nemu perak, kuningan dan uang logam zaman dulu,” imbuhnya.(*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *