Melihat Usaha Petani Bawang Merah

Harga bawang merah yang jeblok Januari ini disiasati dengan beragam cara oleh para petani untuk menekan kerugian. Ada yang mengawetkan bawang merah bibit menggunakan bahan kimia untuk menunda penjualan. Sebagian lainnya dengan telaten mengambili sisa umbi kecil di sawah untuk dijual murah.

SRI UTAMI

Bacaan Lainnya

“Saya harus memanen sendiri. Kalau nyuruh orang nanti saya harus bayar biaya tenaga lagi,” kata Soni, perempuan tua yang tengah memanen bawang merah di Desa Kerepkidul, Kecamatan Bagor, kemarin siang.

Ongkos pekerja untuk memanen bawang memang tak murah. Bekerja sejak pukul 07.00 hingga pukul 15.00, dia harus mengeluarkan uang Rp 80 ribu sehari untuk upah. Itu belum termasuk biaya makan siang dan rokok jika pekerjanya laki-laki.

Saat harga bawang merah jeblok seperti sekarang, perempuan berusia 57 tahun itu memilih menghemat. Dia memanen sendiri tanaman bawang merahnya agar tidak mengeluarkan biaya tambahan dan menderita rugi yang lebih besar.

Tangannya yang mulai keriput itu pun rela mencabuti satu demi satu umbi bawang yang ditanamnya sejak November lalu. Terik matahari yang menyengat sekitar pukul 13.30 kemarin, tak dipedulikannya. Sambil sedikit membungkuk, dia terus mencabuti tanaman bawang merah yang daunnya mulai menguning itu.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *