Hanura Terbelah Dua, Oso Dilengserkan Ternyata Ini Penyebabnya

Mayoritas pengurus DPD Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) diklaim Sekjen Hanura Syarifuddin Sudding sudah tidak menginginkan Oesman Sapta Odang tetap menjabat sebagai ketua umum. Oleh‎ sebab itu politisi senior yang akrab disapa Oso itu dilengserkan dari jabatan tersebut.

Wakil Ketua Umum Partai Hanura, Nurdin Tampubolon membenarkan hal itu. Bahkan, ia menjelaskan salah satu alasan pemecatan ke Oso lantaran dia sudah melanggar AD/ART partai, sehingga dibutuhkan penyelamatan Partai Hanura.

Bacaan Lainnya

“Ada pelanggaran AD/ART, jadi kami melakukan hal-hal yang sesuai mekanisme yang ada,” ujar Nurdin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (15/1).

Namun demikian diungkapkan Nurdin, dia tidak ingin menjelaskan secara rinci bentuk pelanggaran AD/ART yang dilakukan Oso selama menjabat sebagai ketua umum. Pasalnya ada pihak yang akan menjelaskannya nanti.

“Nanti akan dijelaskan, ada ahlinya yang menjelaskan,” katanya.

Lebih lanjut diungkapkan Nurdin, pihaknya dalam waktu dekat akan menggelar musyawarah nasional luar biasa (munaslub) untuk menggantikan Oso dari ketua umum. Sebab, harus ada langkah konkret untuk menyelamatkan Partai Hanura.

“Nanti akan ada munaslub dalam waktu dekat,” tuturnya.

Menurut Nurdin, Oso dipecat bukanlah kein‎ginan pihak-pihak tertentu. Melainkan mayoritas DPD dan juga DPC Partai Hanura. Mereka ingin Partai Hanura segera diselamatkan.

“Sehingga kami melakukan mosi tidak percaya kepada ketua umum,” pungkasnya.

Diketahui, dalam rapat yang dipimpin oleh Sekjen Partai Hanura Syarifuddin Sudding menetapkan Oso telah dipecat sebagai ketua umum dan digantikan oleh Pelaksana tugas (Plt), Marsekal Madya TNI (Purn) Daryatmo.

Menurut Sudding, pihaknya telah menerima mosi tidak percaya terhadap Oso. Dia mengantongi tanda tangan dari 27 DPD dan 400 DPC Partai Hanura seluruh Indonesia.

Sementara itu, Ketua DPP Partai Hanura kubu Oso, Benny Ramdhani menegaskan pemecatan pergantian Oso dengan Maresekal Madya (TNI) Daryatmo adalah ilegal karena keputusan itu bukan lewat munaslub.

“Kegiatan liar dan ilegal, semua produk yang diputuskan ilegal,” ujar Benny di Hotel Manhattan, Jakarta, Senin (15/1).

Benny juga mengeluhkan Daryatmo yang tidak ‎setia terhadap Oso yang notabenenya adalah seorang pemimpinnya. Padahal, yang namanya prajurit selalu setia dengan komandannya.

“Beliau kan pensiunan jenderal dan dididik dengan sapta marga termasuk tentang kesetiaan dalam institusi dan organisasi,” katanya.

Menurut Benny, adanya pencopotan Oso ini diduga karena adanya kepentingan-kepentingan politik yang ingin melengserkan Ketua DPD tersebut. Oleh sebab itu, dia menduga orang-orang yang setuju dengan pencopotan OSO itu karena adanya hasutan dari pihak tertentu.

“Ini cuman syahwat politik dari sekelompok orang,” pungkasnya.

(ce1/gwn/JPC)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *