Kota Sukabumi KLB Difteri, Dinkes Kebut Vaksin Massal Bulan Ini

CIKOLE – Setelah Kabupaten Sukabumi, kini daerah tetangganya yakni Kota Sukabumi ditetapkan sebagai wilayah yang mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Difteri.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Sukabumi, dr Ritanenny didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Lulis Delawati membenarkan hal itu.

Bacaan Lainnya

Menurutnya, dalam hal penyakit difteri tersebut Kota Sukabumi sudah dinyatakan sebagai KLB dengan adanya kasus yang ditemukan hingga tiga orang yang diduga mengidap difteri pada 2017 lalu. Seperti warga Sudajaya Hilir usia 35 tahun, warga Kelurahan Subagjaya usia 16 tahun dan warga Kelurahan Benteng usia 21 tahun.

“Pemerintah pusat sudah menetapkan beberapa wilayah sebagai KLB, salah satunya Kota Sukabumi,”ungkap Kadinkes Kota Sukabumi, dr Ritanenny ketika disambangi Radar Sukabumi di ruang kerjanya, kemarin (2/1).
Oleh sebab itu, Kota Sukabumi diharuskan menggelar Outbreak Response Immunization (ORI) atau imunisasi massal pada Januari 2018 ini.

“Ya, Kota Sukabumi harus menggelar ORI pada Januari 2018 ini, tapi waktunya belum ditetapkan,” terangnya.
Dalam vaksinasi masalah tersebut, pihaknya menargetkan sebanyak 100 ribu lebih yang akan mengikuti ORI nanti. Namun, saat ini pemerintah hanya bisa memvaksin secara gratis pada anak dibawah 19 tahun saja.

“Karena mungkin keterbatasan anggaran, karena pemerintah pusat hanya menyediakan obat dan jarum suntik saja, di luar itu, pemkot yang menanggung semua dananya,” paparnya.

Dijelaskan Rita, penyakit difteri adalah penyakit infeksi yang sangat menular, disebabkan bakteri corynebacterium diptheriae. Penyakit ini, memiliki masa inkubasi 2-5 hari serta memiliki gejala seperti demam, batuk, sulit menelan, selaput putih abu-abu, pembengkakan pada leher dan sulit bernafas.

“Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan kematian, jika tidak di tanganin secara cepat,”ujarnya.
Sehingga dalam penanganannya, yang mengidap difteri akan ditangani dengan khusus. “Selain itu, orang yang menangani akan diberikan obat anti biotik terlebih dulu,”ulasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *