Cara Penyimpanan Obat yang Tepat

Mungkin sudah banyak masyarakat yang mengetahui bagaimana cara penyimpanan obat yang baik dan benar. Obat membutuhkan perlakuan khusus dalam penyimpanan tergantung dari karakteristiknya sehingga obat tetap bisa dipakai dan tidak kehilangan efek farmakologisnya.

Tahukah Anda, bahwa cara Anda bahwa menyimpan obat dengan benar tersebut dapat memengaruhi efek obat tersebut dalam mengobati penyakit atau gejala yang Anda alami?
Obat adalah suatu senyawa kimia yang memiliki karakteristik unik yang namanya stabilitas.

Bacaan Lainnya

Jika obat berada dalam kondisi stabil, maka tidak akan ada perubahan baik secara struktur kimiawi maupun fisik. Obat pada kondisi stabil dapat memberikan efek terapi yang paling maksimal.

Sebaliknya, saat obat berada dalam kondisi tidak stabil maka secara kimiawi maupun fisik obat tersebut akan berubah. Ketidakstabilan dapat disebabkan oleh suhu, kelembapan, maupun kondisi cahaya yang tidak sesuai saat penyimpanan.

Apa yang akan terjadi jika obat berada dalam kondisi tidak stabil? Jika itu terjadi maka efek terapinya bisa menurun, efek sampingnya bisa jadi bertambah, dan waktu kedaluwarsanya pun bisa berkurang dari yang disebutkan di kemasannya.

Apa saja sih yang harus kita perhatikan saat menyimpan obat?

1. Simpan obat dalam kemasan asli dan dalam wadah tertutup.
2. Simpan obat di tempat yang tidak panas atau tidak lembab karena dapat menimbulkan kerusakan
3. Jangan menyimpan obat bentuk cair dalam lemari pendingin agar tidak beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat.
4. Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau seperti yang tertera pada kemasan.
5. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak.
6. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Berapa lama sih obat dapat disimpan?

Masa penyimpanan obat tergantung dari kandungan dan cara menyimpannya. Obat yang mengandung cairan paling cepat terurainya, karena bakteri dan jamur dapat tumbuh baik di lingkungan lembab.

Maka itu terutama obat tetes mata, kuping dan hidung, larutan, sirup dan salep yang mengandung air/krim sangat terbatas jangka waktu kadaluwarsanya. Pada obat-obat biasanya ada kandungan zat pengawet, yang dapat merintangi pertumbuhan kuman dan jamur.

Akan tetapi bila wadah sudah dibuka, maka zat pengawetpun tidak dapat menghindarkan rusaknya obat secara keseluruhan. Apalagi bila wadah sering dibuka-tutup. mis. dengan tetes mata, atau mungkin bersentuhan dengan bagian tubuh yang sakit, mis. pipet tetes mata, hidung atau telinga.

Oleh karena itu obat hendaknya diperlakukan dengan hati-hati, yaitu setelah digunakan, wadah obat perlu ditutup kembali dengan baik, juga membersihkan pipet/sendok ukur dan mengeringkannya.

Semoga artikel ini bermanfaat untuk para pembaca sekalian, Salam semakin sehat untuk kita semua dari kami, keluarga besar rumah sakit Betha Medika.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *