HIV-AIDS Capai 619 *Didominasi LSL

PALABUHANRATU–Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi, Didi Supardi menyebutkan, kasus penyebaran HIV-AIDS di Kabupaten Sukabumi didominasi oleh kalangan lelaki suka lelaki (LSL).

Kasus ini terungkap dari hasil Voluntary Counseling and Testing (VCT) atau tes HIV yang dilakukan dalam lima tahun terakhir.

Bacaan Lainnya

“Kami mencatat ada 619 kasus pengidap HIV-AIDS dalam kurin waktu lima tahun terakhir ini,” kata Didi saat menyampaikan sambutan di acara peringatan hari AIDS sedunia tingkat Kabupaten Sukabumi di Inna Samudera Beach Hotel (ISBH), Sukawayana, Rabu (13/12).

Ia menyebutkan, setelah dibentuknya Komisi Perlindungan AIDS (KPA) dan layanan VCT, pihaknya menemukan sebanyak 416 kasus.

“Dari ratusan kasus ini, didominasi akibat lelaki LSL,” sebutnya.

Selain LSL, Ibu Rumah Tangga (IRT) juga tertular HIV, padahal kalangan itu sebenarnya bukan merupakan populasi beresiko tertular HIV.

Namun, IRT ini tertular dari suaminya yang nakal atau kerap ‘jajan’ sembarangan.

Data yang dihimpunnya itu juga hasil kerjasama dengan KPA Kabupaten Sukabumi dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) Lembaga Penelitian Sosial dan Agama (Lensa).

Ketiga lembaga ini kata dia telah berkoordinasi dan meningkatkan pelayanan dalam upaya penanggulangan HIV-AIDS.

“Lembaga ini berbagi peran terutama dalam bidang promotif, preventif, dan kuratif,” terang Didi.

Khusus dinkes lanjut dia berperan dalam preventif dan kuratif.

Pada 2018 mendatang ujar Didi, Dinkes dipercaya kembali mengawal KPA dalam segi penganggaran.

Harapannya sambung dia, ke depan dapat terjalin kerjasama yang lebih baik untuk mewujudkan cita-cita Sukabumi yang religius, sehat dan mandiri serta terbebas dari bahaya HIV-AIDS.

Ketua KPA Kabupaten Sukabumi, Marwan Hamami menambahkan, peringatan hari AIDS sedunia ini menjadi momentum untuk bersama-sama meningkatkan kepedulian pada masalah HIV-AIDS.

Marwan yang merupakan Bupati Sukabumi terluas se Pulau Jawa dan Bali ini mengatakan, saat ini angka kumulatif pengidap HIV telah menembus 600 kasus sehingga memerlukan perhatian semua pihak.

Saat ini, pihaknya terus berupaya mewujudkan tiga hal dalam penanggulangan HIV-AIDS.

Ketiganya yakni tidak ada lagi kasus baru infeksi HIV (zero HIV), kedua tidak ada kasus kematian dan yang terakhir tidak ada lagi diskrimasi terhadap pengidap HIV.

“Ketiga hal ini diharapkan bisa terwujud pada 2030 mendatang. Untuk mewujudkannya diperlukan peran serta semua elemen masyarakat, ” imbuhnya.

Ia juga menjajak kepada seluruh elemen masyarakat dan berbagai komunitas untuk peduli kepada AIDS.

Makanya, KPA terus melakukan sosialisasi sekaligus membentuk komunitas-komunitas.

Diantaranya, warga peduli AIDS, pekerja peduli AIDS, pelajar peduli AIDS, ustadz peduli AIDS, dan media peduli AIDS.

“Dibentuknya komunitas ini dengan harapan bisa terus tersosialisasikan.

Sehingga penyebarannya bisa dicegah, tetapi orangnya tidak didiskriminalisasi,” imbuhnya. (ryl)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *